Jelang RDG BI, Rupiah Dibuka Melemah 15.537 per Dolar AS

123rf.com/Sembodo Tioss Halala
Ilustrasi: uang rupiah
21/12/2023, 10.27 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,17% ke level 15.537 pada awal perdagangan Kamis (21/12). Kemarin, rupiah ditutup dalam level 15.527.

Analis pasar uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah masih akan datar. Sebab, para investor masih menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan tetap menahan suku bunga di level 6%.

Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 20-21 Desember 2023 akan diumumkan siang ini, pukul 14.00 WIB.

“Investor juga mengantisipasi respon BI terhadap sikap dovish Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sebelumnya,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (21/12).

Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.450-15.550.

Rupiah Berpotensi Menguat

Sementara Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai, rupiah masih memiliki potensi untuk menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (21/12). Harapan ini didukung oleh ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS meninggi.

“Meskipun data yang dirilis semalam yaitu data tingkat keyakinan konsumen Desember dan penjualan rumah existing November mengalami kenaikan di atas ekspektasi pasar dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Ariston.

Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas 100% suku bunga acuan the Fed akan dipangkas pada bulan Mei 2024 dari sebelumnya sekitar 96%.

Tingkat imbal hasil obligasi AS terutama tenor 10 tahun juga menurun ke kisaran 3,8% dari sebelumnya 3,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar berekspektasi bahwa tingkat suku bunga bakal turun ke depannya.

“Ke depannya, bila data-data ekonomi AS terbaru masih terus mencatatkan hasil yang bagus, ini bisa menurunkan ekspektasi pasar mengenai kapan suku bunga acuan AS ini akan dipangkas. Dolar AS bisa bertahan menguat,” ujar Ariston.

Menurut Ariston, kebijakan baru Bank Indonesia yang akan dirilis hari ini tidak akan terlalu memengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

“Karena risiko ketidakpastian global masih tinggi dan the Fed masih belum yakin akan memangkas suku bunganya, Sementara dari inflasi dalam negeri masih terkendali,” ujar Ariston.

Potensi penguatan ke arah 15.450-15.480, dengan potensi resisten di kisaran 15.530.

Sejumlah mata uang Asia menunjukkan penguatan. Melansir Bloomberg, yuan Jepang menguat 0,48%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,20%, peso Filipina menguat 0,05%, rupee India menguat 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,15%, dan baht Thailand menguat 0,09%.

Reporter: Zahwa Madjid