Jelang Pencoblosan, Bansos Digulirkan Lewat Menko Airlangga

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) secara simbolis kepada perwakilan keluarga penerima manfaat (KPM) di gudang Perum Bulog Kanwil Jambi, Sabtu (27/1/2024). Airlangga meresmikan pelepasan penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada 204.458 keluarga penerima manfaat di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
29/1/2024, 17.24 WIB

Menjelang pencoblosan Pemilu 2024, pemerintah gencar menyalurkan bantuan sosial (bansos) kepada warga Indonesia. Bantuan tersebut berupa beras 10 kilogram dan bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp 200 ribu per bulan hingga Juni 2024.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, dua program bansos tersebut disalurkan sebagai strategi untuk mengendalikan inflasi pada 2024. Tercatat target inflasi tahun ini lebih rendah dari 2023 yakni 3% plus-minus 1%.

"High level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi 2024 di target 2,5% plus minus 1%," kata Airlangga di Jakarta pada Senin (29/1).

Airlangga berencana, untuk mengendalikan inflasi volatile food dengan fokus ke beberapa komoditas, yakni beras, cabai, dan bawang. Dengan demikian, Airlangga menargetkan inflasi volatile food dapat ditekan di bawah 5% dari realisasi 2023 sebesar 6,73%.

Untuk jangka pendek, Airlangga akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi tiga komoditas tersebut. Menurutnya, hal tersebut penting dalam mengantisipasi pergeseran musim panen dan menjaga stabilitas harga jelang hari besar keagamaan.

Stabilitas Harga Pangan

Salah satu program yang akan ditingkatkan Airlangga adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam menjaga harga beras. Airlangga mencatat volume beras SPHP pada tahun ini ditingkatkan 25% dari volume tahun lalu menjadi 100.000 ton per bulan.

Selain itu, pemerintah juga berniat memperkuat ketahanan pangan dengan meningkatkan produktivitas pangan lokal. Hal tersebut penting dinilai agar defisit neraca beras nasional pada Januari-Februari 2024 tidak berlanjut.

"Jumlah produksi diharapkan meningkat. Terlebih, bulan kemarin produksinya hanya 1,2 juta ton dan permintaannya bisa sampai 25 juta ton," katanya.

Salurkan BLT Rp 200 Ribu

Selain bantuan pangan, pemerintah juga akan menyalurkan bantuan tunai senilai Rp 200.000 per orang hingga Juni 2024. Namun jumlah penerima bantuan tersebut berbeda dengan bantuan pagan.

Untuk diketahui, jumlah penerima bantuan pangan pada tahun ini adalah 22 juta orang. Sementara jumlah penerima bantuan sosial hanya 18,8 juta orang.

"Biasanya masyarakat di bawah bertanya kenapa saya dapat beras tapi tidak dapat bantuan langsung tunai? Tentu penyaluran tersebut berdasarkan daya yang berbeda yang diserahkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ujarnya.

Bantuan tunai tersebut mulanya diberikan sampai Maret 2024 kemudian diperpanjang sampai Juni 2024. Namun pemerintah akan lebih dulu melakukan evaluasi sebelum melanjutkan program bantuan tunai tersebut.

"Ini akan dievaluasi tiga bulan lagi. Tiga bulan pertama nanti diberikan sekitar Februari Rp 200 ribu per bulan untuk menggantikan program BLT El Nino yang tahun kemarin diberikan di akhir tahun Rp 200 ribu per bulan," kata dia.

Reporter: Andi M. Arief