Rupiah Melemah Jelang Akhir Pekan, Investor Masih Amati Kondisi Pemilu

ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.
16/2/2024, 09.53 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah 0,28% ke level 15.666 pada perdagangan Jumat (16/2). Para pengamat menilai pelemahan rupiah ini merupakan impas dari data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 yang tidak sesuai ekspektasi.

Analis pasar uang, Lukman Leong, menilai rupiah akan dibuka datar dengan kecenderungan melemah terbatas. Salah satu alasannya adalah karena data neraca perdagangan yang dibawah perkiraan.

“Di sisi lain, investor masih wait and see mengantisipasi keadaan pasca pemilihan presiden,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).

Selain itu, para pelaku pasar juga masih menantikan data penjualan ritel AS. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.600-15.700.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, pun menilai rupiah masih bisa melemah hari ini terhadap dolar AS yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut misalnya laporan-laporan penurunan pertumbuhan di beberapa negara besar seperti Jepang, Inggris dan pelambatan di China bisa menjadi kekhawatiran pasar. 

 “Ini bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id Jumat (16/2).

 Melansir Bloomberg, sejumlah mata uang Asia pun melemah terhadap dolar AS. Misalnya saja yen Jepang melemah 0,14%, dolar Hong Kong melemah 0,11%, dolar Singapura melemah 0,07%, dan baht Thailand melemah 0,20%.

 Dari dalam negeri, data neraca perdagangan yang menunjukkan penurunan ekspor dan surplus yang terus turun juga bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.

 Di sisi lain, data penjualan ritel AS bulan Januari semalam yang menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya bisa menjaga dollar tidak terlalu kuat.

 “Penurunan ritel ini bila berlanjut bisa menurunkan inflasi AS ke depan,”ujarnya. 

 Ariston menilai sentimen positif untuk rupiah juga datang dari hasil pemilu satu putaran dan damai juga bisa membantu penguatan rupiah. 

Reporter: Zahwa Madjid