Rupiah Menguat Usai The Fed Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga

ANTARA FOTO/Andri Saputra/aww.
Petugas memberikan uang baru hasil penukaran kepada warga di mobil kas keliling Bank Indonesia di Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (21/3/2023). Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara meluncurkan kegiatan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2023  yang berlangsung pada 21 Maret hingga 20 April 2023 dengan menyediakan uang tunai sebesar Rp867 miliar tersebut untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam menukarkan uang baru.
7/3/2024, 10.00 WIB

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat 0,42% ke level Rp 15.705 pada hari Kamis (7/3). Penguatan tersebut terjadi setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal penurunan suku bunga pada tahun ini dengan mempertimbangkan kondisi pasar.

Hal ini diungkapkan Powell dalam pidatonya di Capitol Hill, Washington D.C Amerika Serikat pada Rabu (6/3). Analis Pasar Uang Lukman Leong menilai pidato Powell tidak memberikan kejutan karena The Fed juga masih berpeluang menahan suku bunga.

“Powell kembali menyatakan bahwa suku bunga The Fed masih perlu dipertahankan saat ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (7/3).

Di pun memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data ketenegakerjaan AS yaitu Automatic Data Processing (ADP) Research Institute dan Jolt The Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) yang menunjukkan pelemahan dari ekspektasi.

Selain itu, kata Lukman, investor juga masih menantikan data perdagangan Cina dan cadangan devisa Indonesia pada pagi ini. Dia memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.600 - Rp 15.700 per dolar AS.

Sentimen Negatif ke Dolar AS

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra justru menilai pernyataan Powell tersebut mengindikasikan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS pada tahun ini akan memberikan sentimen negatif terhadap dolar AS.

“Dolar AS terlihat melemah terhadap mata uang utama dunia dan emerging markets. Hari ini pun, dolar AS berpeluang melemah terhadap rupiah,” ujar Ariston.

Selain itu, data tenaga kerja AS dari ADP juga menunjukkan pelemahan pada periode Februari 2024. Hal ini turut menyumbang terhadap pelemahan dolar AS.

Aristo menyebut, sentimen positif pada pergerakan rupiah pagi ini datang dari Cina. Negara yang merupakan mitra dagang utama Indonesia ini melaporkan surplus neraca perdagangan yang kemungkinan melebihi bulan sebelumnya. 

Dengan kondisi itu, Ariston memperkirakan rupiah akan menguat di kisaran Rp 15.620 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.700 per dolar AS.

Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand menguat 0,01%, ringgit Malaysia memguat 0,38%, dolar Singapura menguat 0,07%, dolar Hong Kong menguat 0,04%.

Reporter: Zahwa Madjid