Gubernur BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global akan Turun Usai Trump Menjabat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia bakal menurun usai Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat. Imbasnya akan berbeda untuk masing-masing negara.
“(Pertumbuhan ekonomi global) dari sekarang 3,2% ke 3,1 pada 2025 dan turun ke 3% pada 2026,” ujar Perry dalam Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju di Menara BTN, Jakarta, Sabtu (14/12).
BI juga memprediksi hanya AS negara maju dengan pertumbuhan ekonomi positif dalam dua tahun mendatang. Eropa dan Cina bakal mengalami penurunan, sedangkanJepang masih mampu bertahan meski sempat mengalami pertumbuhan 0% pada 2024.
Berikut kinerja dan prospek pertumbuhan ekonomi global berdasarkan Outlook Ekonomi Dunia Badan Moneter Internasional (IMF) dan proyeksi BI:
2022 | 2023 | 2024 | 2025 | 2026 | |
Dunia | 3.5 | 3.3 | 3.2 | 3.1 | 3.0 |
Negara maju | 2.6 | 1.7 | 1.8 | 1.7 | 1.8 |
Amerika Serikat | 1.9 | 2.9 | 2.7 | 2.1 | 2.3 |
Kawasan Eropa | 3.4 | 0.4 | 0.8 | 1.2 | 1.3 |
Jepang | 1.0 | 1.9 | 0.0 | 1.2 | 0.6 |
Negara berkembang | 4.1 | 4.4 | 4.2 | 4.1 | 4.0 |
Cina | 3.0 | 5.2 | 4.8 | 4.5 | 3.9 |
India | 6.8 | 7.7 | 7.0 | 6.7 | 6.7 |
ASEAN-5 | 5.5 | 4.0 | 4.8 | 4.8 | 4.8 |
Amerika Latin | 4.2 | 2.2 | 2.1 | 2.4 | 2.5 |
Di sisi lain, inflasi global bakal terus naik karena adanya tarif tinggi bahkan perang dagang imbas kebijakan America First milik Trump. Menurut Perry, akan sulit untuk melakukan investasi. Ia memperkirakan suku bunga AS akan sangat tinggi, Fed Fund Rate akan turun sedikit, dan suku bunga obligasi pemerintah AS alias US Treasury sangat tinggi.
“Itu adalah kenapa dolar AS sangat kuat dan kemudian preferensi investor global ingin investasi di Amerika Serikat, meskipun negara pengutang terbesar di dunia. Karena suku bunga tinggi, dolar kuat,” ujar Perry.
Salah satu cara untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah dengan ekspor. Untuk maksimalisasi langkah ini, Indonesia harus melakukan ekspor ke negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Bila dilihat dari tabel di atas, Indonesia perlu menyasar Cina dan AS.
“Berarti kita harus melakukan negosiasi bilateral. Iya, kita harus impor lebih banyak, tapi harus lebih banyak lagi yang diekspor sehingga aktivitasnya akan terus naik,” ujar Perry.
Selain dari perdagangan, pariwisata juga memiliki peran penting untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut Perry, Indonesia sebaiknya menyasar turis asal India. “Karena minimum day spent mereka lima hari,” ujar Perry. Artinya, turis Negeri Bollywood menghabiskan waktu minimal lima hari saat plesiran di negara ini.
Ia juga mendorong Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata untuk turis India karena memiliki budaya yang serupa. Selama ini, Indonesia mengekspor banyak komoditas ke India seperti sumber batubara hingga furnitur. Dampaknya, Tanah Air mengalami surplus perdagangan dengan negara tersebut.