Burden Sharing Berlanjut, BI Borong SBN Rp 200 T untuk Danai Program Prabowo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 200 triliun. Sebagian dana akan digunakan untuk membiayai program pemerintah dan menggunakan skema burden sharing atau berbagi beban bunga.
“Kami update, kemarin kami telah membeli SBN sebesar Rp200 triliun termasuk untuk debt switching,” ujar Perry dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Selasa (2/9).
Dana hasil pembelian SBN itu digunakan untuk mendukung berbagai program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, termasuk perumahan rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih.
“Dengan burden sharing, tentu saja bersama BI dan Kementerian Keuangan, beban pembiayaan program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita bisa lebih ringan,” ujar Perry.
BI dan Kemenkeu telah sepakat membagi beban bunga SBN melalui mekanisme burden sharing, masing-masing menanggung 50%. Perry mencontohkan, untuk pendanaan perumahan rakyat, beban efektif masing-masing pihak sebesar 2,9%, sedangkan untuk Koperasi Desa Merah Putih sebesar 2,15%.
Secara sederhana, formula burden sharing dihitung dari bunga SBN 10 tahun dikurangi hasil penempatan pemerintah di perbankan, kemudian sisa bunga dibagi dua.
Burden sharing adalah skema pembagian beban pembiayaan antara pemerintah dan bank sentral. Tujuannya untuk meringankan beban fiskal negara, misalnya saat menghadapi krisis atau kebutuhan pembiayaan besar.
Sebelumnya, skema burden sharing pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 untuk membiayai utang pemerintah dalam penanganan krisis
Sementara debt switching adalah strategi menukar utang yang jatuh tempo dengan utang baru yang memiliki tenor lebih panjang atau bunga berbeda. Tujuannya untuk mengurangi risiko penumpukan pembayaran sekaligus menekan beban bunga.
Tanggapan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apresiasi atas mekanisme burden sharing ini, karena memungkinkan dana program seperti Koperasi Merah Putih menjadi lebih murah bagi penerima manfaat.
“Bahwa untuk Koperasi Merah Putih, dananya menjadi lebih mudah karena kami dengan BI melakukan semacam burden sharing,” ujar Sri Mulyani pada kesempatan yang sama.
Dia menekankan bahwa sinergi semacam ini penting agar BI tidak hanya menjaga stabilitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara proporsional, sambil tetap mempertahankan independensinya sebagai bank sentral.
“BI tetap memiliki independensi. Jadi ini penting untuk beberapa program sosial, termasuk perumahan,” kata Sri Mulyani.