Berbeda dari BI, Ekonom Kompak Ramal Ekonomi RI Melambat di Kuartal III 2025
Menjelang rilis resmi data pertumbuhan ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/11), sejumlah ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 akan sedikit melambat. Mereka menilai laju ekonomi kemungkinan berada di bawah capaian kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,12% secara tahunan (yoy).
Perlambatan ini dipicu oleh kinerja investasi dan belanja pemerintah yang belum maksimal. Namun, di tengah pandangan hati-hati para ekonom, Bank Indonesia (BI) justru menatap kuartal ketiga ini dengan optimisme.
Prediksi Ekonom: Pertumbuhan Sedikit Melambat
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 sebesar 5,04% yoy, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. “Ini melambat dari kuartal sebelumnya,” kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (4/11).
Menurutnya, perekonomian pada periode ini masih ditopang oleh dua mesin utama, yakni belanja rumah tangga yang tumbuh sekitar 4,94% dan investasi sebesar 4,96%.
Sementara itu, konsumsi pemerintah diperkirakan kembali tumbuh positif setelah dua kuartal sebelumnya terkontraksi. Ia memproyeksikan laju konsumsi pemerintah diperkirakan berkisar 4,06% yoy.
“Meskipun realisasi belanja pusat hingga 30 September 2025 baru sekitar 60% dari target, dan belanja modal baru separuh dari pagu, namun realisasi belanja pemerintah daerah menunjukkan peningkatan signifikan pada kuartal III,” ujar Josua.
Daya Beli Masih Menjadi Penopang
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memprediksi perlambatan ekonomi pada kuartal III 2025 dengan pertumbuhan sebesar 5,05% yoy.
“Sedikit di bawah 5,12% yang tercatat di triwulan II 2025, tetapi lebih tinggi dari 4,95% pada triwulan III 2024,” kata Andry.
Ia menjelaskan, daya tahan konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan, sementara kinerja eksternal yang membaik membantu menahan perlambatan di sisi investasi dan belanja pemerintah.
Saatnya Berhenti Andalkan Stimulus
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 hanya mencapai 4,88% yoy.
Menurut Riefky, pemerintah perlu berhenti mengandalkan kebijakan jangka pendek seperti subsidi dan stimulus fiskal, dan beralih pada solusi yang lebih struktural.
“Kunci utama permasalahan ekonomi saat ini adalah kebijakan yang fokus mengatasi persoalan mendasar seperti produktivitas, penciptaan lapangan kerja, daya beli, dan iklim usaha,” ujar Riefky.
BI Tetap Optimistis Pertumbuhan Lebih Tinggi
Berbeda dari pandangan para ekonom, Bank Indonesia justru memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
“Kuartal III 2025 akan lebih tinggi dari kuartal II yang sebesar 5,12%, dan kuartal IV akan lebih tinggi lagi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Perry menjelaskan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran atas proyeksi 4,7% hingga 5,5%.
Menurutnya, dorongan utama pertumbuhan berasal dari kinerja ekspor yang masih solid serta kebijakan yang memperkuat kredit dan pembiayaan.
“Program strategis pemerintah, terutama terkait ketahanan pangan, energi, pertahanan, keamanan, dan paket kebijakan ekonomi 2025, juga akan menjadi penopang utama pertumbuhan,” ujar Perry.