Bagi Arcandra, perbedaan kesimpulan dari Wood Mackenzie dan Poten ini tak bisa dipandang remeh. Keduanya adalah perusahaan konsultan dan riset kelas dunia di bidang energi dan migas. Wood Mackenzie berdiri sejak 1973 dan berbasis di Edinburg, Skotlandia. Sedangkan Poten berkantor pusat di New York dan sudah beroperasi sejak 75 tahun silam.
Dari hasil kajian independen kedua lembaga riset itu disimpulkan bahwa sesungguhnya skema paling optimal untuk pengembangan Blok Masela adalah opsi offshore. Ada sejumlah faktor yang mendasarinya, di antaranya biaya, besarnya penerimaan negara, dan tingkat pengembalian investasi atau internal rate of return (IRR) bagi kontraktor migas.
Dari sisi perbandingan biaya modal (capital expenditure), menurut hitung-hitungan WoodMac, biaya kilang darat mencapai US$ 19,1 miliar, jauh lebih tinggi ketimbang kilang terapung yang hanya US$ 14,1 miliar. Kesimpulan serupa diungkapkan oleh Poten, Inpex dan SKK Migas yang pro offshore. Sementara, kelompok pro onshore punya kesimpulan sebaliknya.
Biaya ($ miliar) | KSP/Fortuga | Inpex/SKK Migas | Poten | WoodMac |
Laut | 22,0 | 14,8 | 13,9 | 14,1 |
Darat | 11,6-13,3 | 19,3-22,3 | 17,6-20,0 | 19,1 |
Tingginya biaya kilang darat salah satunya disebabkan oleh perlunya fasilitas pengolahan gas di laut berupa FPSO (floating production storage and offloading) sebelum mengalirkannya ke darat melalui pipa. Ini dikarenakan karakteristik gas Masela yang berlilin (waxy) dan mengandung kadar air yang cukup tinggi.
Belum lagi jika harus membangun pipa untuk mengalirkan gas hingga ke Aru yang panjangnya mencapai sekitar 600 km. Tingginya biaya ini pada akhirnya membuat pendapatan yang akan diterima negara dari opsi kilang darat menjadi jauh lebih rendah dibanding kilang terapung.
Menurut hitung-hitungan WoodMac, jika opsi onshore yang ditempuh, maka penerimaan negara akan menyusut menjadi tinggal US$ 38 miliar, jauh lebih rendah dari skema offshore yang mencapai US$ 45 miliar. Kesimpulan serupa disampaikan dalam kajian Poten, SKK Migas, dan Inpex.
Penerimaan negara ($ miliar) | Inpex | UI/SKK | Poten | WoodMac |
Laut | 57 | 51,8 | 58 | 45 |
Darat | 48 | 39,2-42,3 | 39,6-46,3 | 38 |
Dari sisi kelayakan investasi, kesimpulan WoodMac pun sejalan dengan Poten. Dalam kajiannya, Poten menyimpulkan bahwa dari semua opsi yang ada, hanya opsi kilang terapung yang memiliki IRR di atas 12 persen, sehingga layak investasi. Sedangkan pembangunan kilang darat di Tanimbar dan Aru hanya menghasilkan IRR 9,6-10,6 persen.
Kesimpulan WoodMac tak jauh berbeda. Opsi darat hanya akan menghasilkan IRR 9,9 persen, sementara untuk opsi kilang terapung mencapai 14,6 persen.
IRR (%) | Poten | WoodMac |
Laut | 12.1 | 14.6 |
Darat | 9.6-10.6 | 9.9 |