Perlombaan Sengit Berebut Kursi Bos Kadin

Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Penulis: Sorta Tobing
31/5/2021, 09.00 WIB
  • Mundurnya Munas Kadin sesuai permintaan Presiden Joko Widodo dan sejalan dengan keinginan salah satu kandidat calon ketua umum.
  • Dua calon ketua umum Kadin telah menggalang dukungan ke berbagai daerah.
  • Arsjad Rasjid dinilai memiliki peluang lebih besar ketimbang Anindya Bakrie. 

[Artikel pertama dari tiga tulisan tentang Liputan Khusus Munas Kadin]


Musyawarah nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) batal terlaksana pada 2 hingga 4 Juni ini. Organisasi para pengusaha itu memundurkannya menjadi 30 Juni 2021.

Lokasi Munas ikut berubah, dari Bali ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Agenda utamanya, yaitu pemilihan ketua umum, pun tertunda. 

Ketua Umum Kadin saat ini, Rosan Perkasa Roeslani, tak lagi dapat menjabatnya. Presiden Joko Widodo menunjuk dia menjadi duta besar RI di Amerika Serikat pada Maret 2021.

Penundaan Munas menjadi tanda tanya. Keputusan ini muncul tak lama setelah pendaftaran calon ketua umum dibuka pada awal pekan lalu. Dua kandidat yang bakal bersaing adalah Anindya Novyan Bakrie dan Arsyad Rasjid.

Anindya merupakan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. Lalu, Arsyad saat ini menjabat Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk.

Soal jam terbang di Kadin, Anindya lebih berpengalaman. Ia sudah lebih 15 tahun berada di organisasi itu. Jabatannya sekarang adalah Wakil Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah. Sedangkan Arsyad baru dua tahun aktif di Kadin. 

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Benny Soetrisno mengatakan, sebelum rapat pimpinan pada 25 Mei 2021, panitia sempat menerima permohonan penundaan jadwal Munas dari salah satu kandidat.

Calon ketua umum tersebut merasa tidak punya cukup waktu untuk melakukan kampanye. Benny, selaku Ketua Steering Committee (SC) Munas, enggan menyebut nama kandidat itu.

Permintaan penundaan ditolak karena persiapan Munas hampir tuntas. Ada sekitar 250 kamar hotel telah panitia pesan untuk para peserta di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

Namun, keputusan itu berubah dua hari kemudian. Dalam surat Kadin Nomor 405/DP5/V/2021 tercantum mundurnya jadwal Munas. “Ada permintaan secara verbal yang diterima oleh Ketua Umum Rosan dari pimpinan pemerintah,” kata Benny pada Jumat lalu.  

Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto memprotes jadwal dan lokasi baru pelaksanaan Munas tersebut. Kedua hal ini tidak sesuai dengan kesepakatan awal. “Kami mempertanyakan isu pemindahan tersebut,” ujarnya.

Seluruh panitia dan pengurus Kadin provinsi, menurut dia, telah mempersiapkan diri untuk acara tersebut. Dari mulai memesan tiket pesawat dan hotel. Panitia juga telah mengeluarkan 40% dari total biaya pelaksanaan Munas. 

Ada 21 Kadin provinsi yang menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana tersebut. Jawa Timur sebelumnya masuk dalam kandidat tuan rumah Munas ke-VIII Kadin. “Kami telah menerima dan setuju pelaksaannya di Bali untuk mendongkrak sektor pariwisata nasional,” ujar Adik.

Rencana memindahkan lokasi dan waktu Munas disebut-sebut atas permintaan Jokowi. “Kalau di Bali jelas menimbulkan efek pariwisata. Tapi kalau di Kendari efeknya apa,” katanya. “Kami mendorong Kadin memberikan penjelasanan ke Presiden agar tetap dilaksanakan di Bali.”

Calon ketua umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.)

Program Kerja Anin

Pada saat mendaftarkan diri, Anindya datang bersama 15 Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia dan para ketua umum Kadin daerah untuk menyerahkan berkas dan syarat administrasi. Dalam situs resminya, organisasi ini memiliki 36 wakil ketua umum untuk berbagai macam bidang. 

Anin, sapaan pria berusia 46 tahun itu, telah berkeliling ke seluruh provinsi untuk berdialog dengan jajaran pengurus Kadin daerah dan menyerap aspirasi. Dari sini, ia lalu memformulasikan program kerjanya bernama Pro K-A-D-I-N.

“Program kerja ini dibuat sangat sederhana, membuat manfaat lebih banyak kepada anggota dan menjadi mitra strategis pemerintah yang lebih baik,” ujar Anin.

Pro, artinya Kadin yang profesional, saling bahu-membahu untuk maju dan naik kelas bersama. Lalu, K adalah kelembagaan dan sumber daya manusia Kadin yang kuat.

Kemudian A untuk agrikulutr dan ketahanan pangan. D adalah daerah berdaya dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) modern sebagai unggulan. 

I untuk industrialisasi berorientasi pada konektivitas dan ekspor. Terakhir, N adalah normalisasi kehidupan pasca-pandemi dan kemandirian nasional bidang kesehatan. 

Terlihat dari akun Instagram resminya, @anindyabakrie, ia memang sudah melakukan kampanye di beberapa daerah. Pengurus dan anggota Kadin Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Maluku Utara menyatakan dukungannya kepada Anin.

Adik, selaku Ketum Kadin Jatim, terlihat membuat video testimoni untuknya. “Salah satu yang harus diperbaiki di Indonesia adalah bagaimana meningkatkan sumber daya manusia. Mas Anin punya konsep itu dan konkrit,” katanya. 

Ia juga menyebut Kadin sebagai organisasi nirlaba bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Hal ini harus dimiliki ketua umum Kadin yang baru. “Mas Anin pengalaman sekali di Kadin,” ujar Adik.

Tak hanya ke daerah, Anin juga melakukan pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional. Dalam acara ini ia menyebut alasannya mencalonkan diri. “Kadin penting karena menjadi jembatan antara dunia usaha dan pemerintah,” ucapnya.

Posisi Kadin, ia mengatakan, menjadi payung dunia usaha dan mitra strategis pemerintah. Kerja sama tersebut akan lebih banyak lagi untuk membangkitkan dan memajukan perekonomian yang terdampak krisis akibat pandemi Covid-19,” kata Anin. 

Pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo sudah menyatakan dukungannya untuk Anin. “Saya ingin beliau bisa menjadi ketua umum supaya kontinuitas Kadin bisa berjalan dengan baik,” tulisnya dalam akun Instagram @hary.tanoesoedibjo.

Calon ketua umum Kadin indonesia Arsjad Rasjid.  (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.)

Kedekatan Arsjad dengan Pemerintah

Kampanye ke berbagai daerah juga Arsjad lakukan. Usai mendaftar, dua hari kemudian ia langsung terbang ke Kalimantan Barat. 

Kunjungan ke Bumi Khatulistiwa itu bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Keduanya melakukan diskusi dengan pengurus Kadin Kalbar, seperti terlihat pada akun Instagramnya, @arsjadrasjid.

Dukungan dari Kadin daerah pun terpajang dalam media sosialnya. Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, dan Maluku telah menyatakan dukungan terhadap Arsjad.  

Ada empat pilar program kerjanya. Pertama, pemulihan kesehatan dengan membangun industri kesehatan. Kedua, penguatan dan peningkatan ekonomi nasional dan daerah. 

Ketiga, kewirausahaan dan kompetensi. Keempat, internalisasi organisasi dan regulasi untuk perbaikan tata kelola.

Selain Bahlil, ia juga mendapat dukungan dari bekas pengurus Kadin yang sekarang menjabat menteri perdagangan, yaitu Muhammad Lutfi. Rosan, Ketum Kadin sekarang, diketahui juga mendukung Arsjad.

Keempatnya terlihat bersama mendampingi Jokowi pada saat meninjau pelaksanaan vaksinasi gotong royong untuk pekerja PT Unilever Indonesia pada 18 Mei 2021.

Arsjad menyebut persiapan kampanye sudah matang dan optimal. “Kami sudah mendapat banyak dukungan dari berbagai Kadin daerah dan asosiasi,” katanya kepada Katadata.co.id.

Ketika ditanya soal mundurnya jadwal Munas, Arsjad mengatakan semua pihak harus menghormati keputusan Presiden. “Pada dasarnya kami siap kapanpun munas digelar,” ucap pria berusia 51 tahun itu. 

Risiko melaksanakan munas di Bali adalah adanya klaster Covid-19 baru. “Apalagi awal Juni masih dekat dengan mudik Lebaran,” ucapnya. Potensi munculnya klaster dari Munas akan berdampak negatif pada Kadin dan perekonomian Indonesia. 

Ia menyebutkan, jadwal yang mundur menjadi tepat agar lonjakan kasus akibat mudik dapat terkontrol. Lokasi Kendari juga lebih ideal karena kotanya lebih kecil daripada Bali. Protokol kesehatan jadi mudah diterapkan. 

Posisi Arsjad terlihat lebih dekat dengan pemerintah. Hal ini kemungkinan besar bakal melenggangkan jalannya menuju Kadin-1. Berkaca pada munas sebelumnya, Rosan ketika itu juga disebut-sebut disokong oleh pemerintah. 

Namun, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono memastikan Presiden Joko Widodo tidak akan melakukan intervensi dalam pemilihan Kadin. “Enggak, lah. Sesuai mekanisme yang ada saja,” ujar Heru beberapa waktu lalu.

Kadin (Arief Kamaludin|KATADATA)

PR Besar Kadin

Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam mengatakan, ketua umum Kadin yang baru nantinya harus dapat membantu pemulihan ekonomi nasional. 

Kadin mesti menjembatani kebutuhan pengusaha dengan arah kebijakan pemerintah. “Apalagi, mereka dengan pemerintah cukup dekat. Saya kira hal ini dapat membantu pemulihan ekonomi di masa pandemi,” ujarnya. 

Dunia usaha kini sedang menghadapi tantangan perubahan teknologi, gaya hidup masyarakat, dan politik. “Kadin harus terbuka dan responsif terhadap perubahan tersebut,” kata Piter.

Ketika ditanya siapa yang berpeluang besar terpilih, ia menyebut Arsjad. “Kedekatannya dengan pengusaha saat ini membantu Kadin memulihkan ekonomi dan mendekatkan organisasi itu dengan pemerintah,” ujarnya.

Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal menyebut ketua umum Kadin yang baru harus dapat membuat anggotanya bertahan di tengah pandemi. “Mereka harus memberi hal positif ke masyarakat. Ini jadi tantangan besar para pengusaha,” ucapnya. 

Tak hanya menjadi jembatan antara pengusaha dan pemerintah, Kadin juga mesti berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat. Organisasi yang berdiri sejak 1968 itu harus dapat membangkitkan kembali sektor-sektor yang terdampak pandemi.

Sektor tersebut terutama adalah ritel dan pariwisata. “Ketua umum Kadin baru memiliki PR (pekerjaan rumah) besar untuk membangkitkan kembali para pengusaha yang terdampak,” kata Fithrah.

Penyumbang bahan: Muhamad Fikri (magang)

Reporter: Pingit Aria, Antara