KATADATA ? Pemerintah menerbitkan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 atau Sukri SR-007 sebagai dana tambahan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. Jumlah agen penjual dan investor turun dibanding sukuk sebelumnya (SR-006) yang terbit tahun lalu. Namun nilai penjualan naik hingga Rp 21,97 triliun.
Permintaan SR-007 melampaui penjualan sukuk tahun lalu yang mencapai Rp 19 triliun. Agen penjual pun mengajukan penambahan penjualan Rp 2 triliun dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingginya permintaan disebabkan besarnya selisih imbal SR-007 sebesar 8,25 persen dibanding deposito (6,99 persen) dan bunga LPS (7,75 persen).
?Imbalan yang kami berikan lebih menarik, dibanding rata-rata deposito dan LPS Rate,? ujar Suminto selaku Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan.
Pembeli SR-007 terbanyak berada di kategori usia 25-40 tahun, yaitu mencapai 36,2 persen dari total investor. Kategori tersebut menggeser kategori usia diatas 55 tahun yang sebelumnya mendominasi pembelian SR-006.
Dibanding penjualan SR-006, ada juga pergeseran jenis profesi investor Sukri. Wiraswasta menjadi investor terbesar. Tahun lalu pembeli sukuk didominasi oleh pegawai swasta.