Jagat media sosial belakangan dihebohkan dengan beberapa modus penipuan baru melalui aplikasi WhatsApp. Pelaku penipuan kini menggunakan jenis file tertentu yang dikirim melalui WA.
Modus penipuan terkini, misalnya dengan mengirimkan dokumen apk ke nomor WA seseorang. Dokumen dikemas sedemikian rupa agar calon korban tertarik mengunduhnya. Pelaku bisa berdalih itu adalah surat tilang, kurir paket, bahkan undangan pernikahan.
Padahal, dokumen yang dikirim sebetulnya adalah aplikasi berbahaya. Jika korban mengunduhnya kemungkinan besar pelaku atau pengirim bisa mendapatkan akses ke data pribadi korban termasuk rekening tabungan.
Serupa, penipuan menggunakan file .Pdf palsu. Penting diketahui, dokumen PDF asli memiliki ekstensi .pdf dan logonya berwarna merah. Jadi bukan ekstensi .Pdf.
Tak jarang modus penipuan melalui pesan WA ini mengincar nomor rekening bank milik korban. Risikonya, isi rekening bisa terkuras habis.
Oleh karena itu, upayakan agar tak sembarangan mengunduh aplikasi atau dokumen mencurigakan atau bahkan tidak jelas, serta berasal dari orang tak dikenal.
Kewaspadaan terhadap penipuan siber via WhatsApp sejalan dengan literasi digital, khususnya pilar keamanan digital. Artinya, literasi digital membantu kita memahami digital safety agar dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan, sepanjang Agustus 2018 hingga Februari 2023 tercatat ada 1.730 konten penipuan online, menyebabkan kerugian triliunan. Berbekal literasi digital, diharapkan bisa meningkatkan kehati-hatian individu terhadap beragam ancaman penipuan sehingga masyarakat makin cakap digital.