HPP merupakan singkatan dari Harga Pokok Penjualan. HPP merupakan salah satu poin yang tidak boleh luput dari perhitungan pembukuan perusahaan produksi.
Salah satu yang patut menerapkannya yaitu bisnis kuliner. Mengingat ada biaya produksi, pembeliaan bahan baku, hingga upah tenaga kerja yang memprosesnya.
Soemarso pada buku Akuntansi Suatu Pengantar (2009) mendefinisikan HPP sebagai harga beli (perolehan) dari barang yang dijual.
Selain itu, Hery di dalam Akuntansi Dasar (2016) juga menjelaskan bahwa HPP akan diperoleh ketika barang dagangan dijual, nilai dari transaksi penjualan akan dilaporkan sebagai pendapatan penjualan dan harga pokok dari barang yang dijual akan diakui sebagai beban.
Terkait dengan hal tersebut, kali ini Katadata.co.id akan menjelaskan bagaimana cara menghitung HPP makanan. Lengkap dengan contoh soal, berikut penjelasannya.
Cara Menghitung HPP Makanan
Berikut cara menghitung HPP makanan yang patut diketahui:
HPP Makanan = Nilai Persediaan Awal + Pembelian Persediaan – Nilai Persediaan Akhir
Contoh Soal HPP Makanan
Diketahui:
Nilai Persediaan Awal = Rp 50.000
Pembelian Persediaan = Rp 600.000
Nilai Persediaan Akhir = Rp 120.000
HPP Makanan = Rp 50.000 + Rp 600.000 – Rp 120.000
HPP Makanan = Rp 440.000
Jadi, nilai HPP makanannya adalah Rp 440.000,-
Cara Menghitung HPP
Perlu diketahui bahwa cara di atas merupakan hasil penyederhanaan dari rumus HPP yang sebenarnya. Berikut penjelasannya.
Harga Pokok Produksi (HPP) = Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang dalam Produksi – Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Produksi
Komponen Harga Pokok Penjualan
Sempat dibahas sebelumnya, HPP memiliki beberapa komponen yang berperan dalam perhitungannya. Hal ini dijelaskan oleh Samryn di dalam Pengantar Akuntansi (2015), berikut pembahasannya:
1. Persediaan awal barang jadi yang tersedia pada awal tahun (periode). Anda dapat memperoleh data dari neraca akhir tahun sebelumnya.
2. Pembelian bersih, yaitu pembelian barang dagangan yang akan dijual pada pelanggan.
3. Persediaan akhir barang jadi yang tersisa di akhir periode. Anda bisa mencari tahu datanya dari perhitungan barang yang belum terjual pada akhir tahun berjalan.
Tak hanya itu, Wiratna (2016) juga banyak membahas tentang komponen atau elemen dari dari HPP. Berikut penjelasannya:
1. Pembelian, jumlah seluruh pembelian barang secara tunai maupun kredit selama periode.
2. Biaya angkut pembelian, jumlah biaya angkutan untuk barang yang dibeli selama periode.
3. Retur pembelian dan pengurangan harga, jumlah seluruh barang yang dikirimkan kembali kepada penjual maupun semua pengurangan harga yang diterima karena beda mutu atau cacat barang.
4. Potongan pembelian, jumlah seluruh potongan yang diterima dari penjual atas pembayaran hutang yang masih dalam batas syarat memperoleh potongan.
Faktor yang Mempengaruhi HPP
Mengutip dari Hashmicro, berikut faktor-faktor yang mempengaruhi HPP:
1. Persediaan bahan baku awal
Saldo bahan baku awal merupakan angka yang ada di awal proses produksi. Berguna untuk menghitung banyaknya barang dagangan yang terjual pada satu periode.
Untuk mengetahuinya, Anda bisa mengecek neraca saldo berjalan, neraca awal, atau neraca tahun sebelumnya.
2. Persediaan bahan baku akhir
Jumlah bahan baku akhir berguna untuk mencari selisih persediaannya dari sebelum proses produksi.
Caranya adalah dengan mengurangi jumlah barang jadi yang akan dijual, lalu ditambah dengan pembelian bersih.
Biasanya persediaan atau saldo bahan baku akhir akan dicantumkan pada laporan penyesuaian periode akhir.
3. Pembelian bahan baku
Poin ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang akan diproses menjadi barang jadi. Diketahui bahwa metode pembelian bisa secara tunai dan kredit.
Tidak hanya bahan baku, tetapi juga harus dihitung biaya kirim atau jasa angkut. Apabila ada potongan yang diberikan oleh distributor, wajib dihitung.
Struktur HHPP
Harga Pokok Penjualan (HPP) memiliki struktur yang tersusun di dalamnya. Hal ini mengacu pada penjelasan Subagyo, dkk di dalam Akuntansi Manajemen Berbasis Desain (2018).
Menurutnya, suatu struktur dasar dalam HPP bisa menghasilkan struktur yang terdiri dari tiga elemen. Di antaranya yaitu:
1. Persediaan barang (Inventory)
Persediaan barang menunjukkan harga pokok barang dagang yang terdapat pada persediaan dan siap untuk dijual.
Diketahui bahwa terdapat dua jenis persediaan barang. Di antaranya yaitu persediaan awal dan akhir barang dagang. Anda juga bisa menyebutnya dengan saldo barang.
2. Tenaga kerja langsung (Direct labour cost)
Firdaus di dalam Akuntansi Biaya (2011) menerangkan bahwa biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan.
3. Biaya overhead (Overhead cost)
Firdaus (2011) menjelaskan, biaya overhead pabrik merupakan biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang dari segi masalah praktis tidak dapat dibebankan kepada tujuan-tujuan tersebut secara langsung.
Demikian penjelasan lengkap mengenai bagaimana cara menghitung HPP makanan. Termasuk komponen, faktor-faktor, hingga struktur yang ada di dalamnya.