Bioenergi, Pengertian, Kelebihan, dan Kelemahannya

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Ilustrasi, pekerja menunjukkan pelet kayu di Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS), Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/1/2021).
Penulis: Risma Kholiq
20/2/2024, 15.22 WIB

Bioenergi merupakan bentuk energi yang dihasilkan dari bahan organik, seperti biomassa, yang dapat diperbaharui melalui proses-proses seperti fermentasi, pembakaran, atau pemrosesan kimia.

Salah satu keunggulan utama bioenergi adalah netralitas karbonnya, yang membuatnya menjadi alternatif yang menarik dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Namun, seperti halnya dengan sumber energi lainnya, bioenergi juga memiliki kelemahan, termasuk masalah terkait dengan polusi lingkungan, efisiensi yang belum optimal, dan penggunaan lahan yang luas.

Untuk memahami peran dan potensi bioenergi secara lebih mendalam, penting untuk mengeksplorasi baik kelebihan maupun kelemahannya. Berikut informasi lengkapnya, simak ya.

Pengertian Bioenergi

Bioenergi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom.)

Bioenergi adalah energi yang berasal dari bahan organik dalam tanaman, yang disebut sebagai biomassa, yang menyerap karbon melalui proses fotosintesis. Saat digunakan untuk menghasilkan energi, karbon dilepaskan saat pembakaran dan kembali ke atmosfer. Ini membuat bioenergi modern menjadi pilihan bahan bakar yang menjanjikan karena rendah emisi.

Bioenergi modern saat ini merupakan sumber energi terbarukan terbesar di dunia, menyumbang sekitar 55% dari energi terbarukan dan lebih dari 6% dari total pasokan energi global. Perkiraan skenario Net Zero Emissions pada 2050 menunjukkan peningkatan pesat dalam penggunaan bioenergi untuk menggantikan bahan bakar fosil pada 2030.

Penggunaan bioenergi modern telah meningkat sekitar 3% setiap tahun antara 2010 dan 2022, dan tren ini terus berlanjut. Namun, diperlukan upaya lebih lanjut untuk mempercepat penggunaan bioenergi modern agar sesuai dengan skenario Net Zero Emissions.

Ini berarti peningkatan sebesar 8% setiap tahun antara 2022 dan 2030, sambil memastikan bahwa produksi bioenergi tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan.

Bioenergi modern merupakan sumber energi terbarukan yang sangat signifikan, dengan kontribusinya terhadap permintaan energi akhir di semua sektor saat ini lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan gabungan tenaga angin dan surya, bahkan tanpa memperhitungkan penggunaan biomassa secara tradisional.

Meskipun penggunaan bioenergi masih dominan dalam pemanasan, potensi besar juga terlihat dalam sektor-sektor sulit dijangkau oleh listrik seperti penerbangan dan pelayaran.

Penting untuk dicatat bahwa bioenergi modern tidak mencakup penggunaan biomassa secara tradisional untuk memasak dan memanaskan di negara-negara berkembang, yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Dalam skenario Net Zero untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB terkait Energi yang Terjangkau dan Bersih, penggunaan biomassa tradisional ini diharapkan mencapai nol pada 2030.

Energi biomassa adalah sumber bahan bakar terbarukan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pemanasan rumah, penggerak kendaraan, atau sebagai alternatif untuk bahan bakar fosil.

Biomassa, yang berasal dari tumbuhan dan hewan, dulunya merupakan sumber energi utama sebelum penemuan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak pada abad ke-19.

Biomassa adalah kategori yang mencakup berbagai jenis material, termasuk hasil dan limbah pertanian, kayu serta limbahnya, limbah biogenik, dan kotoran hewan serta manusia. Proses fotosintesis oleh tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia, yang kemudian digunakan oleh hewan dan manusia melalui makanan.

Energi kimia yang disimpan dalam biomassa dapat diubah menjadi energi panas melalui pembakaran atau dapat dimanfaatkan dalam bentuk energi lain melalui berbagai proses.

Meskipun bioenergi menawarkan solusi potensial untuk mengatasi dampak buruk bahan bakar fosil seperti polusi dan perubahan iklim, serta mengatasi keterbatasan sumber daya bahan bakar fosil yang terbatas, pendekatan ini juga memiliki kelemahan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan secara cermat sebelum diadopsi secara luas.

Kelebihan dan Kelemahan Bioenergi

Bioenergi (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/Spt.)

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dari penggunaan bahan bakar bioenergi.

1. Kelebihan Bioenergi

Bioenergi telah digunakan oleh manusia sejak ditemukannya api, menjadi sumber energi awal yang mudah tersedia bahkan tanpa pemahaman yang mendalam tentang konsep energi.

Dalam usaha kita untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, bioenergi menjadi pilihan yang menarik dengan alasan-alasan tertentu.

  • Keberlanjutan

Dalam perdebatan antara sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan, bioenergi unggul. Ketersediaannya tidak menjadi masalah karena berasal dari sumber-sumber organik seperti tumbuhan dan hewan. Pohon bisa ditanam kembali dan hewan dapat dipelihara untuk memastikan pasokan biomassa terus terisi.

Biomassa, sebagai sumber daya yang melimpah, tersebar luas di sekitar kita, mulai dari hutan dan lahan pertanian hingga sampah dan tempat pembuangan.

Semua bahan organik ini, yang awalnya memperoleh energi dari matahari melalui proses fotosintesis, dapat diperbaharui dengan cepat dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk kembali. Oleh karena itu, kekhawatiran tentang kehabisan biomassa untuk produksi energi tidaklah relevan.

  • Memiliki Netralitas Karbon

Salah satu kekurangan utama dari bahan bakar fosil adalah jejak karbonnya, yang menjadi penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim. Bioenergi memiliki netralitas karbon karena produksinya merupakan bagian dari siklus karbon.

Saat biomassa dibakar, karbon dioksida dilepaskan. Namun, jumlah ini sebanding dengan jumlah yang diserap oleh tanaman selama fotosintesis. Oleh karena itu, proses ini dianggap karbon netral.

  • Dapat Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil merupakan tantangan yang kompleks. Namun, dengan dampak yang terus meningkat terhadap iklim dan keterbatasan pasokan, mencari alternatif menjadi suatu keharusan. Dengan tingkat konsumsi saat ini, kemungkinan kita akan kehabisan bahan bakar fosil dalam beberapa dekade.

Dengan popularitas yang meningkat dari sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, diharapkan akan ada pelonggaran dalam ketergantungan pada minyak dan batu bara. Bioenergi muncul sebagai salah satu alternatif yang menarik bagi mereka yang memiliki akses mudah ke biomassa dan teknologi yang sesuai.

  • Menawarkan Fleksibilitas yang Luas

Dengan berbagai metode dan teknologi yang tersedia, biomassa dapat diubah menjadi berbagai jenis bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi yang beragam. Ini menjadikannya sebagai sumber energi alternatif yang sangat serbaguna dan mudah disesuaikan dengan berbagai keperluan.

Beberapa contoh bahan bakar yang dihasilkan dari biomassa termasuk etanol, biodiesel, gas metana, hidrogen, gas alam terbarukan, dan banyak lagi.

  • Mudah Diakses

Seperti energi dari matahari, angin, dan air, biomassa tersebar luas di seluruh dunia. Berbeda dengan bahan bakar fosil, tidak ada risiko kekurangan pasokan biomassa.

Namun, perlu diingat bahwa biomassa tidak dapat secara otomatis diperbaharui seperti halnya sumber energi lainnya seperti matahari, angin, dan air. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil untuk menjaga kelimpahan biomassa.

  • Lebih Ekonomis

Dengan ketersediaan biomassa yang melimpah, biaya produksi yang lebih rendah, dan teknologi yang lebih terjangkau, bioenergi cenderung lebih ekonomis dibandingkan dengan sebagian besar sumber energi lainnya, terutama bahan bakar fosil.

Bioenergi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom)
  • Dapat Mengatasi Masalah Limbah

Sebagian besar limbah yang dihasilkan di seluruh dunia dapat terurai secara alami. Alih-alih membiarkan limbah ini menjadi masalah bagi pemerintah setempat, mereka dapat dimanfaatkan dengan lebih baik dengan menghasilkan bioenergi.

Limbah yang sebelumnya dibuang ke tempat pembuangan sampah, menyebabkan gangguan bagi manusia dan lingkungan, dapat digunakan untuk menghasilkan bioenergi. Dengan demikian, hal ini mengarah pada pengurangan jumlah tempat pembuangan sampah dan membebaskan lahan untuk penggunaan manusia lainnya.

Tempat pembuangan sampah memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan, termasuk pencemaran udara, tanah, dan air sekitarnya, serta emisi gas rumah kaca.

Banyak bahan berbahaya dan beracun di tempat pembuangan sampah; tergantung pada cara pengelolaannya, ini dapat mencemari tanah, udara, dan air, yang berujung pada dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Selain itu, tempat pembuangan sampah juga menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan. Saat bahan organik terurai di tempat pembuangan sampah, mereka melepaskan metana, salah satu gas rumah kaca yang paling kuat, bersama dengan karbon dioksida dan senyawa lainnya.

Mengarahkan limbah ke pembangkit listrik tenaga biomassa bukan ke tempat pembuangan sampah tidak hanya membantu mengurangi ukuran tempat pembuangan sampah dan risiko-risiko terkait, tetapi juga mengambil bahan yang sebelumnya dianggap sebagai limbah dan menggunakan mereka secara bermanfaat.

  • Merupakan Sumber Listrik yang Dapat Diandalkan

Pembangkit listrik tenaga biomassa memiliki kemampuan operasional yang konsisten, sehingga dapat dengan mudah dihidupkan atau dimatikan. Ini memungkinkan operator jaringan listrik untuk memanfaatkan listrik dari pembangkit ini saat permintaan listrik sedang tinggi.

Keunggulan bioenergi adalah ketersediaannya yang stabil dan tidak fluktuatif, tidak seperti sumber energi terbarukan lainnya seperti matahari dan angin. Matahari tidak selalu bersinar dan angin tidak selalu bertiup, yang membuatnya sulit untuk diandalkan secara konsisten. Tanpa teknologi penyimpanan yang canggih, energi dari matahari atau angin tidak selalu dapat digunakan saat diperlukan.

Sebaliknya, meskipun ketersediaan beberapa jenis biomassa mungkin dipengaruhi oleh musim, pembangkit listrik tenaga biomassa tetap dapat dioperasikan secara terus menerus untuk menyediakan listrik, tanpa tergantung pada kondisi cuaca.

2. Kelemahan Bioenergi

Bioenergi. (Dok. CGTN)

Setiap alternatif energi memiliki keuntungan dan kerugian yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Bioenergi, sementara menjanjikan sebagai pengganti bahan bakar fosil, juga memiliki kelemahan yang perlu diwaspadai.

Meskipun kerugian dapat timbul dari penggunaan bahan bakar itu sendiri, ada juga kerugian yang terkait dengan proses produksi atau implementasi bioenergi.

  • Tidak Sebersih yang Diharapkan

Meskipun bioenergi netral dalam hal karbon, pembakarannya dapat menghasilkan pencemaran lingkungan, walaupun tidak seburuk bahan bakar fosil. Meskipun demikian, di antara sumber daya terbarukan, bioenergi tetap merupakan sumber polusi yang signifikan.

Aspek polusi dari bioenergi menurunkan klaimnya sebagai pengganti bahan bakar fosil yang bersih.

  • Biaya Ekstraksi Tinggi

Meskipun relatif lebih murah daripada bahan bakar fosil, bioenergi tidak selalu menjadi pilihan terjangkau di antara sumber energi terbarukan lainnya seperti energi surya, angin, atau air. Biaya bioenergi mencakup biaya pemeliharaan sumber daya biomassa, pengisian kembali biomassa yang terpakai, transportasi, dan instalasi peralatan.

  • Berpotensi Menyebabkan Deforestasi

Pemeliharaan sumber daya biomassa adalah kunci dalam menjaga keberlanjutan bioenergi. Kegagalan dalam mengisi kembali biomassa yang digunakan dapat menyebabkan deforestasi massal.

Penggunaan bioenergi dalam skala besar dapat memperburuk degradasi lingkungan dan krisis lingkungan. Penebangan besar-besaran untuk menghasilkan biomassa dan kegagalan dalam pengembalian hutan dapat mempengaruhi habitat satwa liar dan mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan.

  • Memerlukan Lahan yang Luas

Di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, sulit untuk menemukan lahan yang cukup untuk menanam biomassa yang diperlukan untuk produksi bioenergi.

Hal ini membatasi lokasi potensial pembangunan pembangkit listrik tenaga bioenergi. Kebutuhan akan ruang juga mengurangi daya tarik bioenergi dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin.

  • Memerlukan Penggunaan Air yang Besar

Untuk pertumbuhan biomassa, infrastruktur irigasi yang baik dan ketersediaan air yang cukup sangat penting. Namun, ini juga dapat meningkatkan biaya pemasangan dan menyebabkan persaingan untuk air dengan kebutuhan manusia dan satwa liar.

Ada pertanyaan mengenai mengapa air tidak langsung digunakan untuk menghasilkan energi. Meskipun lebih sedikit polusinya dibandingkan dengan bioenergi, penggunaan air untuk energi juga menimbulkan pertanyaan terkait dampak lingkungan.

Bioenergi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.)
  • Tidak Selalu Efisien

Meskipun bersifat netral karbon, efisiensi bahan bakar nabati seringkali tidak sebanding dengan bahan bakar fosil. Beberapa biofuel bahkan dicampur dengan bahan bakar fosil dalam jumlah kecil untuk meningkatkan efisiensinya, yang pada akhirnya menurunkan nilai keberlanjutan bioenergi.

  • Pengembangan Teknologi Masih Berlangsung

Meskipun telah ada kemajuan signifikan dari penggunaan tradisional kayu untuk memasak dan pemanasan, masih banyak tantangan yang perlu diatasi dalam proses pembangkitan bioenergi. Terlebih lagi, dengan adanya alternatif energi yang lebih canggih, bioenergi mungkin tidak menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi energi.

  • Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Seperti halnya dengan banyak sumber energi lainnya, produksi listrik dari biomassa dapat memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan.

Bergantung pada jenis biomassa yang digunakan, praktik bioenergi yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan deforestasi seiring berjalannya waktu. Kegiatan penebangan hutan untuk keperluan energi biomassa dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan dan mengganggu habitat alamiah tumbuhan dan hewan.

Selain itu, membersihkan tanaman dan bahan organik dari tanah juga dapat mempengaruhi kesehatan tanah di sekitarnya, memerlukan tindakan seperti kompos dan pemupukan biomassa.

Menanam tanaman khusus untuk bioenergi juga membutuhkan banyak air karena semua tanaman membutuhkan air untuk pertumbuhan mereka, dan pengairan yang berkelanjutan dari sumber daya ini dapat meningkatkan risiko kekeringan di suatu wilayah.

Meski dianggap sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada batu bara, produksi listrik dari biomassa dapat menghasilkan polutan udara seperti karbon dioksida, nitrogen oksida, senyawa organik volatil, dan lainnya. Terkadang, emisi dan polutan dari bioenergi bahkan dapat lebih buruk daripada bahan bakar fosil. Polutan ini memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Bioenergi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.)

Untuk meminimalkan dampak bioenergi pada lingkungan dan kesehatan, langkah-langkah seperti penggunaan lahan yang lebih berkelanjutan, upaya penanaman kembali, dan inovasi teknologi dapat diambil.

Prospek bioenergi menunjukkan potensi yang sangat menjanjikan, terutama dengan keunggulannya dalam netralitas karbon yang menjadi nilai jual utamanya.

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, bioenergi secara keseluruhan mendapat penilaian yang tinggi dalam berbagai aspek. Namun, ada beberapa area yang perlu diperbaiki, khususnya efisiensi, biaya, dan penggunaan lahan. Pengembangan teknologi yang lebih canggih dapat membantu memperluas implementasinya dalam skala besar.

Bioenergi menawarkan potensi yang besar sebagai sumber energi terbarukan dengan netralitas karbon yang menjanjikan, meskipun masih memerlukan pengembangan lebih lanjut dalam hal efisiensi, biaya, dan dampak lingkungan.

Dengan pemahaman yang komprehensif tentang pengertian, kelebihan, dan kelemahan bioenergi, manusia dapat lebih baik memanfaatkan sumber daya ini untuk memberikan kontribusi pada keberlanjutan energi global dan upaya mitigasi perubahan iklim.