Hadist tentang tawakal telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa orang yang memiliki sifat tawakal kepada Allah SWT akan dicukupkan rezekinya. Sebagaimana Allah SWT mencukupkan rezeki burung-burung. Karena itu, barang siapa yang bertawakal kepada-Nya niscaya Allah SWT akan cukupkan rezekinya.
Tawakal berasal dari kata wakala-yakilu yang artinya mewakilkan. Dari kata ini, terbentuk kata wakil yang berarti pelindung. Dari sini bisa Anda simpulkan bahwa menjadikan Allah sebagai wakil ialah menyerahkan segala persoalan kepada-Nya.
Hadist tentang Tawakal
Tawakal tidak identik dengan sikap pasif, melainkan pasrah kepada Allah SWT setelah berusaha. Namun masih banyak orang yang menginginkan sesuatu tetapi tidak mengerahkan potensinya untuk mencapai apa yang diinginkan.
Rasulullah SAW selalu menyerukan bahawa orang yang memiliki sifat tawakal akan selalu diberikan rezeki. Sebagaimana burung yang pergi dalam keadaan lapar saat pagi hari dan pulang dalam keadaan kenyang ketika menjelang sore. Kita tahu bahwa burung tidak memiliki sandaran, baik pertanian, perdagangan maupun lainnya. Berikut hadist tentang tawakal:
Terkait tawakal setelah berusaha telah dibahas oleh Imam Ahmad terkait pertanyaan seseorang yang kerjanya duduk di rumah dan di masjid seraya berkata tidak mau bekerja sampai rezekinya datang sendiri. Beliau mengatakan bahwa seseorang tersebut merupakan orang yang tidak mengenal ilmu dan malas.
Untuk memperoleh makanan, seekor burung tidak mengetahui di mana letak biji-bijian. Bisa jadi tempat sebelumnya telah habis. Namun yang terpenting bagi burung yaitu sebagai berikut:
1. Berusaha keluar dari sarang terlebih dahulu meski tidak tahu letak makanannya
2. Tidak stress memikirkan nasib dengan terus berdiam diri di sangkar
3. Selalu optimis bahwa Allah SWT yang akan memberikan rezeki untuk memenuhi kebutuhan
Mereka yang terlalu mengandalkan sebab atau usaha akan berpotensi depresi dan stress karena tidak bisa mencapai target atau hasil yang diinginkan. Padahal sudah bersusah payah dan giat. Mereka yang bertawakal tidak akan mudah depresi atau stress karena selalu berbaik sangka kepada Allah SWT atas takdir yang diperoleh.
Hikmah Perilaku Tawakal
Ada beberapa hikmah dari sikap tawakal di antaranya sebagai berikut:
- Membuat orang percaya diri terhadap cita-cita atau harapan yang dimilikinya
- Menumbuhkan keberanian saat menghadapi beragam persoalan
- Memiliki ketentraman dan ketenangan jiwa. Selain itu, tidak mudah gelisah karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah SWT
- Selalu berbakti dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Mendorong manusia agar tidak pantang menyerah, optimis dan selalu berusaha
- Setelah berusaha maka hati akan menjadi tenang
- Membuat kita lebih bersyukur karena yakin apa yang diperoleh merupakan karunia dari Allah SWT
5 Tingkatan Tawakal
Ada beberapa tingkatan tawakal yang perlu Anda pahami, berikut di antaranya:
1. Tingkat Pertama
Tingkat pertama tawakal yaitu tauhid yang menjadi dasar dari tawakal. Penting kita yakini bahwa Allah SWT merupakan sebaik-baiknya pemelihara dan yang maha mengetahui. Segala sesuatu bisa saja terjadi karena Kehendak-Nya.
2. Tingkatan Kedua
Tingkatan kedua yaitu percaya bahwa setiap hal memiliki sarana dan sebab. Sebagian orang mungkin berhenti menggunakan sarana ini karena ketidaktahuan mereka dan ketergantungan kepada Allah SWT.
3. Tingkat Ketiga
Tingkat ketiga yaitu tetap teguh dan mengandalkan Allah SWT dalam segala sesuatu. Karena sesungguhnya ketergantungan seseorang kepada Allah tidak bisa terpenuhi hingga seseorang itu bergantung kepada-Nya.
4. Tingkat Keempat
Tingkat keempat dari tawakal yaitu bergantung kepada Allah SWT dengan sepenuh hati serta merasakan ketenangan saat mengerjakannya. Dengan begitu, kita tida bingung dengan rezekinya.
5. Tingkat Tawakal Tertinggi
Tingkat tawakal tertinggi yang harus dituju yaitu mempercayakan segala sesuatu kepada Allah SWT secara sukarela dan tidak terpaksa saat melakukannya.
Demikian hadist tentang tawakal, hikmah dan tingkatannya yang harus kita ketahui. Bisa disimpulkan tawakal merupakan suatu sikap berserah diri kepada Allah SWT setelah berusaha. Bukan berarti kita berserah diri lantas tidak melakukan apa-apa.