8 Ciri-ciri Stunting pada Anak yang Patut Diwaspadai Orang Tua

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.
Ilustrasi, petugas kesehatan mengukur tinggi badan balita saat pelaksanaan program Penanganan Anak Kurang Gizi atau Stunting (Pak Ginting) di Puskesmas Satu Ulu Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/3/2023).
Penulis: Tifani
Editor: Agung
16/6/2023, 12.39 WIB

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan simulasi psikososial. Tentunya stunting tidak boleh dibiarkan, karena gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari pada anak.

Dikutip dari laman halodoc.com, bukan hanya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tinggi badan anak, tetapi stunting dapat memicu berbagai penyakit pada anak yang mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.

Ciri-ciri Stunting pada Anak Harus Diwaspadai

Ilustrasi Anak Laki-laki (Freepik)

Sayangnya ciri-ciri stunting pada anak baru dapat diketahui saat anak berusia 2 tahun atau lebih. Hal ini menyebabkan stunting hampir tidak bisa diatasi sama sekali.

Maka, penting bagi orang tua untuk memperhatikan ciri-ciri anak stunting agar dapat segera dilakukan penanganan. Ciri-ciri fisik secara umum, seorang anak yang mengalami stunting adalah perawakan yang pendek.

Selain pertumbuhan fisik yang tidak normal, ada beberapa ciri-ciri stunting lainnya yang mungkin terjadi. Berikut ulasan ciri-ciri stunting pada anak agar dapat segera ditangani.

1. Pertumbuhan Melambat atau Sangat Lambat

Salah satu gejala stunting yang dapat dideteksi dengan cepat adalah pertumbuhan anak yang melambat atau bahkan sangat lambat. Meski tidak semua keterlambatan perkembangan anak adalah gejala stunting, Anda tetap harus waspada.

Ketidakmampuan perkembangan anak mencapai kecepatan normal seusianya tergolong gangguan pertumbuhan. Tidak hanya tinggi, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan gigi dan tulang yang tidak signifikan, bentuk wajah yang tidak sesuai dengan anak lainnya, serta gangguan neurologis.

2. Sering Sakit atau Imun Tubuh Lemah

Ilustrasi anak sakit di rumah sakit (123rf.com)

Ciri kedua anak mengalami stunting adalah imun tubuh yang lemah. Menurunnya fungsi kekebalan tubuh anak dapat ditandai dengan seringnya buah hati mengalami sakit.

Anak yang punya kekebalan tubuh rendah akan lebih sering sakit, yang biasanya diakibatkan oleh penyakit infeksi, contohnya anak sering demam, muntah, diare, dan lainnya.

3. Menurunnya Kemampuan Kognitif Anak

Penurunan kemampuan kognitif menjadi salah satu ciri anak stunting yang paling mengkhawatirkan. Stunting bisa mengakibatkan kemampuan kognitif anak menurun, yang ditandai dengan IQ rendah bahkan hingga dikategorikan retardasi mental.

Kemampuan kognitif yang menurun dapat dilihat dari adanya hambatan dalam perkembangan anak. Sebagai contoh, anak belum mampu mengucap kata di usia 2 tahun, atau belum bisa makan sendiri di usia 1 tahun.

4. Berat Badan Berkurang

Kekurangan gizi tentu membuat berat badan anak susah naik dan mudah turun. Tinggi badan yang normal pun sulit dicapai, bila hal ini terjadi pada anak, waspadai gejala stunting.

Berat badan yang tidak bertambah atau malah menurun juga termasuk stunting. Gejala ini biasanya disebabkan oleh kalori yang terbakar dengan mudah, tidak menyantap makanan sehat, atau rendahnya metabolisme tubuh.

Akibatnya, anak mudah sakit dan keterlambatan masa pubertas bagi perempuan.

5. Gangguan Endokrin

Anak stunting bisa mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang mempengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut dapat membuat anak stunting cenderung lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang terganggu.

6. Wajah Anak Terlihat Lebih Muda dari Anak Seusianya

Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda dibandingkan anak seusianya. Ciri-ciri anak stunting yang satu ini terjadi akibat pertumbuhan anak yang lebih lambat, sehingga ia terlihat lebih muda.

7. Anak Lebih Pendiam atau Sangat Pemalu

Seiring waktu, gangguan neurologis menurunkan fungsi memori dan fokus anak ketika belajar. Tidak jarang sulit konsentrasi juga berpengaruh pada cara berkomunikasi.

Anak berumur 8-10 tahun pengidap stunting tampak lebih pendiam dan pemalu, sehingga tak banyak interaksi yang ia lakukan dengan lingkungan di sekitarnya.

8. Pertumbuhan Gigi Terlambat

Ciri-ciri stunting pada anak selanjutnya adalah tumbuh kembang cenderung melambat. Hal ini juga mencakup pertumbuhan giginya yang akan lebih lambat dibandingkan anak seusianya.

Cara Mengobati Stunting

Ilustrasi anak sakit di rumah sakit (123rf.com)

Cara mengatasi stunting dapat meliputi pengobatan penyakit penyebabnya, perbaikan nutrisi, pemberian suplemen, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat. Berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi stunting pada anak.

  1. Mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya memberikan obat-obatan anti tuberkulosis bila anak menderita TBC
  2. Memberikan nutrisi tambahan, berupa makanan yang kaya protein hewani, lemak, dan kalori
  3. Memberikan suplemen, berupa vitamin A, zinc, zat besi, kalsium, dan yodium
  4. Menyarankan keluarga untuk memperbaiki sanitasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), guna mencapai keluarga yang sehat