Secara umum, bencana dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan yang diakibatkan oleh faktor alam dan atau manusia sehingga menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugan materi dan dampak psikologis.
Berdasarkan penyebabnya, bencana terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Sama seperti namanya, bencana alam merupakan bencana yang disebabkan oleh peristiwa alam. Penyebab inilah yang membuat bendana alam sulit dicegah. Namun bencana alam masih bisa diprediksi dan diantisipasi untuk untuk meminimalisir kerugian dan korban.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bencana alam, berikut di bawah ini penjelasan lengkapnya
Pengertian Bencana Alam
Secara umum, bencana alam adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa alam.
Adapun pengertian bencana alam menurut pendapatbeberapa ahli, antara lain:
- Menurut Coburn A.W, bencana alam adalah sebuah kejadian atau serangkaian kejadian yang mengakibatkan adanya korban dan atau kerusakan, kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana kehidupan pada skala di luar kapasitas normal
- Menurut Heru Sri Haryanto, definisi bencana alam adalah terjadinya kerusakan pada pola kehidupan normal, bersifat merugikan bagi kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat
- Menurut Kamadhis UGM, pengertian bencana alam yakni serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam, sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian materi, korban jiwa, dan kerusakan lingkungan
- Menurut Diva, definisi bencana alam ialah peristiwa yang terjadi di alam yang berdampak besar bagi populasi makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, ataupun hewan
Contoh Bencana Alam di Indonesia
Berikut ini lima contoh bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia beserta penjelasannya.
1. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.
Gempa bumi sendiri tidak dapat diperkirakan kapan terjadi. Perkiraan yang dapat diperoleh adalah kisaran atau besaran gempa yang akan terjadi.
Untuk memantau besaran gempa bumi yang terjadi maka dipergunakan alat yang bernama seismograf dengan menggunakan skala Moment Magnitudo. Besaran lokal 5 magnitude disebut dengan Skala Richter.
Di Indonesia, bencana alam ini pernah terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 yang memakan banyak korban jiwa. Gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 Skala Richter dari dasar laut sebelah Barat Aceh, setelahnya diikuti dengan tsunami yang memporak-pondakan Aceh dan sekitarnya.
2. Tsunami
Tsunami merupakan bencana alam yang dapat disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat ditengah laut, longsoran dasar laut, letusan gunung berapi bawah laut, dan hantaman meteor di laut.
Secara harfiah, arti kata tsunami adalah “ombak besar di pelabuhan”, yaitu peristiwa perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal secara tiba-tiba. Tsunami berasal dari kata dalam bahasa Jepang, “tsu” = pelabuhan dan “nami” = gelombang.
Sama halnya seperti gempa bumi, bencana tsunami tidak dapat diprediksi. Meskipun saat ini telah ada alat pendeteksi tsunami, sifat dari alat tersebut hanya sebagai peringatan karena tsunami datang dengan kecepatan tinggi dan waktu yang cepat.
Salah contoh peristiwa tsunami di Indonesia yaitu peristiwa tsunami 22 Desember 2018, yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda dan menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia.
3. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.
Banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada musim penghujan. Bencana ini bisa diperparah oleh faktor manusia jika saluran air sungai tidak memadai sehingga air meluap ke pemukiman dan hilangnya area resapan air ke tanah.
Di Indonesia, DKI Jakarta merupakan salah satu kota yang kerap mengalami banjir setiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi curah hujan tinggi, pemerintah setempat membuat sumur resapan untuk membantu penyerapan air ke dalam tanah sehingga tidak menggenangi area dengan risiko banjir.
4. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi berupa gerakan masa tanah atau batuan dengan berbagai jenis dan tipe, seperi jatuhnya bebatuan dan gumpalan tanah yang besar.
Bencana tanah longsor dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan pemicu. Faktor pendorong ialah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material longsor. Sedangkan faktor pemicu adalah faktor penyebab gerakan dari material longsor.
Peristiwa longsor umumnya terjadi di lereng-lereng bukit atau pegunungan dengan posisi daratan miring. Pemicunya antara lain curah hujan yang lebat dan diperparah dengan gundulnya hutan atau pepohonan akibat deforestasi.
Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi secara alami, misalnya dikarenakan kondisi tanah yang kurang padat disertai hujan lebat dan kondisi kemiringan yang curam.
Salah satu bencana tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia yaitu tanah longsor di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, yang berada di Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada 31 Desember 2018.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang juga dikenal sebagai erupsi. Bencana alam ini dapat menimbulkan sejumlah bahaya seperti awan panas, hujan abu lebat gas racun, lontaran material/pijar, gas racun, lava, tsunami, serta banjir lahar.
Meletusnya gunung dapat terjadi karena endapan magma dalam perut bumi yang terdorong oleh gas bertekanan tinggi sehingga menyebabkan letusan. Status aktivitas gunung berapi dibagi menjadi kategori siaga, waspada, awas dan puncaknya adalah kategori meletus.
Salah satu contoh bencana gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia yaitu Letusan Merapi 2010 yang merupakan rangkaian peristiwa gunung.
Pada akhir September 2010 silam, Gunung Merapi di Yogyakarta mulai melakukan aktivitas seismik dan menyebabkan letusan gunung berapi pada tanggal 26 Oktober 2010. Akibat letusan tersebut sedikitnya 353 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan.