Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yang mulanya berkaitan dengan kepercayaan masyarakat primitif terhadap sesuatu yang bersifat supranatural dan mengimplementasikannya dalam kehidupan manusia, seperti animisme, dinamisme dan lain-lain.
Dongeng juga dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal atau fantasi.
Saat ini, dongeng kerap dijadikan sebagai media pengantar tidur untuk anak dikarenakan sarat pesan moral sehingga orang tua bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan sedini mungkin.
Selain itu, dongeng juga bisa menstimulasi perkembangan anak, mulai dari meningkatkan kemampuannya dalam mendengar, berbicara, menambah kosa kata, hingga mempererat hubungan antar orang tua dan anak.
Ada banyak dongeng yang bisa dibacakan untuk si kecil dimana. Bahkan beberapa diantaranya cukup pendek sehingga si kecil tidak akan merasa jenuh ketika dibacakan dongeng tersebut.
Berikut di bawah ini beberapa dongeng pendek yang bisa dibacakan untuk si kecil.
Dongeng Pendek untuk Anak
Berikut ini lima dongeng pendek untuk anak yang cocok dibacakan sebagai pengantar tidur.
1. Anak Gembala dan Serigala
Hidup seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia bertugas untuk merawat domba majikannya dan meminta tolong warga jika ada serigala yang mendekati domba.
Bosan dengan rutinitasnya menggembala domba, anak gembala tiba-tiba berteriak, “Tolong! Ada serigala di sini!” Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal karena anak gembala hanya bercanda.
Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan mengatakan ada serigala datang. Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan anak gembala.
Karena ketakutan, anak gembala pun berteriak minta-tolong, tetapi tidak ada warga yang menjawab karena mereka sudah tidak percaya. Akhirnya si anak gembala menyesal dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.
2. Belalang dan Semut
Dongeng anak ini menceritakan tentang hewan belalang dan semut.
Belalang memiliki hidup yang sangat santai dan suka bermalas-malasan. Sementara itu, semut suka bekerja keras.
Belalang yang melihat semut bekerja keras saling bahu-membahu mengumpulkan makanan untuk musim dingin pun menertawakan semut.
Namun, saat musim dingin datang, belalang tak bisa keluar mencari makan, ia kelaparan dan kedinginan karena tidak memiliki stok makanan.
Ia melihat kehidupan semut yang nyaman saat musim dingin dan tak kekurangan makanan.
Dari sinilah belalang sadar kalau ia tidak boleh meremehkan orang lain.
Selain itu, bersikap malas karena bisa membawa dampak buruk bagi kehidupannya nanti.
3. Ayam yang Cerdik
Oleh Shreya Sharma
Pada suatu ketika, hiduplah seekor rubah licik di sebuah hutan yang besar. Rubah itu sangat bangga akan kepintaran yang dia miliki. Suatu hari, dia merasa sangat lapar dan berjalan sekitar hutan untuk mencari makanan.
Saking laparnya, rubah itu sudah tidak sanggup untuk berjalan lagi. Tiba-tiba, dia melihat seekor ayam jantan yang ada di atap sebuah gubuk. Setelah melihat ayam jantan itu, Rubah itu mulai bergurau dan membayangkan sesuatu.
Dia berpikir untuk memakan ayam jantan itu. Rubah itu pun menyusun rencana untuk membuat ayam jantan itu turun ke tanah lalu dia akan memakannya.
Rubah itu berpura-pura sebagai teman ayam jantan itu dan berkata “Oh temanku, Ayam jantan. Aku sudah lama tidak melihatmu setelah sekian lama. Kelihatanya kamu terlihat jauh lebih kurus dan lelah. Turunlah ke sini dan biarkan aku memeriksamu agar aku bisa mengetahui kamu sedang sakit apa.”
“Temanku, rubah. Aku merasa sangat lelah dan letih. Aku tidak bisa turun dari atap.” Jawab ayam jantan yang cerdik itu. Rubah itu pun tersadar bahwa ayam jantan itu sama pintarnya.
Ayam jantan itu pun tertawa terbahak-bahak. Rubah itu benar-benar malu dan langsung kabur dari sana sejauh yang dia bisa.
4. Gajah yang Pelupa
Geri adalah seekor gajah pelupa yang tidak pernah mengingat apapun dan selalu melupakan segala hal. Dia pun sering melupakan janjinya bersama teman dan mengingkari janjinya.
Ketika dimarahi, Geri hanya dapat meminta maaf dengan tatapan yang menyedihkan. Karena hal tersebut, Geri dimusuhi oleh seekor gajah bernama Susi.
Susi sering kesal dan memarahi Geri ketika Geri lupa dengan janjinya. Sampai akhirnya, Susi meminta Geri merayakan ulang tahunnya dan jika Geri tidak datang, maka Susi tidak akan lagi berteman dengan Geri. Geri pun akhirnya mengikatkan pita besar di kasurnya agar dia bisa ingat untuk mengunjungi pesta Susi.
Ketika pagi hari, Geri melihat pita besar di kasurnya dan ingat dia memiliki janji dengan seseorang, tetapi lupa siapa yang membuat janji dengannya. Geri pun berkeliling hutan untuk menanyakan semua orang dan berpikir untuk mengunjungi Susi karena Susi gajah terpintar yang ia kenal.
Ketika mengunjungi rumah Susi, Susi senang karena Geri mengingat janjinya dan merayakat ulang tahun bersama Geri.
5. Burung Bangau yang Angkuh
Kisah ini menceritakan tentang seekor burung bangau yang sangat angkuh dan sombong. Setiap harinya ia selalu menyantap ikan berukuran besar.
Namun, suatu saat ketika ia akan berburu mangsanya, hanya ada ikan kecil saja di sungai.
Sikapnya yang angkuh tersebut membuatnya bersikeras untuk tidak menyantap ikan kecil. Ia hanya ingin menyantap ikan besar. Kemudian, ia memutuskan untuk menunggu hingga ikan yang lebih besar datang.
Hingga sore tiba, tidak ada ikan besar yang datang dan ikan kecil sudah mulai berenang ke tengah sungai yang dalam. Burung bangau yang lapar pun terpaksa memakan siput di pinggir sungai karena sudah tidak ada ikan lagi di sana.
Itulah lima dongeng pendek untuk anak yang bisa dibacakan sebagai pengantar tidur. Dengan membacakan salah satu dongeng di atas, orang tua juga bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada si kecil sejak dini.