Dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa akan mempelajari berbagai karya sastra termasuk puisi. Secara umum, puisi dibagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama sendiri merupakan jenis puisi yang yang diyakini ditulis pada masa lampau dan kerap digunakan untuk upacara adat. Puisi lama memiliki memiliki aturan-aturan tertentu dan sedikit berbeda dari puisi baru.
Melansir buku Terampil Membaca dan Menulis Puisi oleh Atrianing Yessi Wijayanti, aturan dalam puisi lama berhubungan dengan keterkaitannya pada jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait (bisa 2, 4, ataupun lebih), banyaknya suku kata, rima, dan juga irama.
Tidak hanya itu, puisi lama juga biasanya dipengaruhi oleh adanya tradisi keagamaan dan kebudayaan tertentu.
Untuk lebih mengenal tentang puisi lama, berikut di bawah ini ulasan lengkapnya mulai dari ciri-ciri hingga contohnya yang bisa dipelajari.
Ciri-ciri Puisi Lama
Berikut ini ciri-ciri dari puisi lama, yaitu:
- Anonim (tidak diketahui siapa pengarangnya)
- Disampaikan dari mulut ke mulut (sastra lisan)
- Terikat dengan adanya aturan, mulai dari jumlah baris dalam setiap bait, jumlah suku kata, hingga rima
- Gaya bahasanya tetap (statis) dan klise
- Isinya fantastis dan bertema istana atau kerajaan sentris
Jenis Puisi Lama
Puisi lama terdiri dari tujuh jenis, yaitu:
1. Syair
Syair berasal dari Arab. Ciri khas dari syair yakni terdiri dari empat baris dalam satu bait dengan sajak a-a-a-a. Umumnya syair berisi tentang cerita dengan nasehat di dalamnya.
2. Pantun
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau yakni 'Patuntun' yang berarti penuntun. Pantun bersajak a-b-a-b yang mana setiap baris terdiri dari 9-12 suku kata. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi.
Pantun terdiri dari berbagai macam, mulai dari pantun anak, nasihat, muda-mudi, teka-teki, hingga jenaka.
3. Seloka
Seloka adalah jenis puisi Melayu yang sering disebut dengan pantun berkait, dikarenakan terdiri dari satu bait atau lebih yang masih terkait. Seloka umumnya berisi sindiran, ejekan, atau senda gurau yang dinyatakan dalam perumpamaan.
4. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang berasal dari Tamil (India) yang berisi tentang nasihat, dengan aturan setiap bait terdiri atas 2 baris dan bersajak a-a.
5. Karmina
Karmina atau pantun kilat merupakan salah satu jenis puisi lama yang identik dengan pola sajak lurus, yakni a-a.
6. Mantra
Merupakan jenis puisi lama yang kerap dikaitkan dengan hal-hal ghaib. Hal ini dikarenakan mantra memiliki rima dan irama yang bersifat misterius.
Adapun ahasa yang digunakan biasanya bermajas metafora dan bersifat esoferik, yakni bahasa khusus yang digunakan antara pembicara dan lawan bicara.
7. Talibun
Sekilas talibun mirip dengan pantun karena memiliki sampiran dan isi. Namun, talibun memiliki banyak baris, yakni sekitar 6-12 baris, lalu jumlah baris talibun harus berjumlah genap.
Di dalam talibun, setengahnya merupakan sampiran dan setengahnya lagi adalah isi. Misalnya, jika talibun berisi 6 baris maka 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris selanjutnya adalah isi dengan menggunakan sajak a-b-c-a-b-c
Contoh Puisi Lama
Berikut ini beberapa contoh puisi lama yang dibagi berdasarkan jenisnya yang sudah dijelaskan sebelumnya.
1. Syair
Ayo ke sekolah tak perlu malas
Belajar yang rajin di masing-masing kelas
Jaga sikap jangan jadi orang culas
Jangan biarkan hati berubah keras
Ke sekolah luruskan niatmu
Tekadkan hati mencari ilmu
Tak ada rugi belajar tiap waktu
Supaya baik masa depanmu
Jika kamu memiliki mimpi
Datanglah untuk belajar di sini
Bisa jadi bekal untuk diri
Pasti akan berguna di masa nanti
Ilmu akan membuatmu terjaga
Dari suramnya waktu serta masa
Cemerlang nantinya akan senantiasa
Menyinarimu saat masa dewasa
Dunia sekarang begitu maju
Jadikan ilmu sebagai pegangan
Sebagai benteng agar tidak tertipu
Sehingga hidup penuh kebahagiaan
Tuntut ilmu tanpa rasa jemu
Tak perlu khawatir kan rugi waktu
Pelajaran akan bermanfaat buatmu
Tuntun hidup jadi bahagia selalu.
2. Pantun
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Lebih baik membaca sajak (b)
3. Seloka
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
Nafas kambing di Padang Senja
Dibawa gerobak buntung
Sungguh indah pandangan syurga
Wahai engkau wanita berkerudung
4. Gurindam
Kurang usaha kurang siasat (a)
Apalah daya diri malah tersesat (a)
Barangsiapa tak peduli sembahyang (b)
Macam rumah tiada tiang (b)
Bila suami tak berhati lurus (c)
Istri pun esok semakin kurus (c).
5. Karmina
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Banyak udang, banyak garam
Banyak orang, banyak ragam
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula
6. Mantra
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi.
7. Talibun
Kalau anak pergi ke pekan (a)
Yu beli belanak pun beli sampiran (b)
Ikan panjang beli dahulu (c)
Kalau anak pergi berjalan (a)
Ibu cari sanak pun cari isi (b)
Induk semang cari dahulu (c)
Itulah ulasan tentang ciri-ciri, jenis, dan contoh puisi lama yang bisa dijadikan bahan belajar.