Cerita Putri Gema yang Gemar Membaca dan Bercerita

Kemdikbud
Cerita Putri Gema
Editor: Agung
8/2/2024, 14.58 WIB

Buku Cerita Putri Gema ini merupakan salah satu kisah yang disarankan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek untuk anak-anak. Jika merasa kebingungan dengan konten buku tersebut, kamu bisa membaca ringkasan ceritanya terlebih dahulu.

Kisah ini menyajikan cerita yang unik tentang Putri Gema dan kegemarannya. Putri Gema menunjukkan cara untuk melakukan hal yang diinginkannya serta membawa kebahagiaan untuk orang lain.

Simak sinopsis dan cerita Putri Gema lengkap sebagai berikut. Secara singkat, cukup baca sinopsisnya saja. Namun jika ingin mengetahui lengkapnya, baca cerita Putri Gema pada bagian bawahnya.

Sinopsis Cerita Putri Gema

Cerita Putri Gema (Kemdikbud)

“Ketika mendengar kata "perpustakaan", apakah yang terbayang olehmu? Hmmm... ruangan yang luas? Ruangan yang banyak buku? Atau... ruangan yang sepi dan membosankan? Ya, jika dibandingkan dengan taman bermain, yang penuh dengan suara canda tawa, tentu saja akan ada di antara kamu yang menganggap bahwa perpustakaan adalah tempat yang sepi dan sangaaat... membosankan.

Namun, di dalam buku ini kamu akan menemukan perpustakaan yang berbeda dengan gambaran perpustakaan pada umumnya. Apa bedanya? Di perpustakaan ini ada banyak suara. Suara itu bukan suara berisik yang dapat mengganggu orang-orang yang sedang membaca. Melainkan suara Putri Gema dan teman-temannya yang sedang melakukan berbagai aktivitas kreatif.

Nah, kamu perlu mengetahui aktivitas kreatif apa saja yang dilakukan Putri Gema dan teman-temannya di perpustakaan. Mudah-mudahan nanti kamu mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari perpustakaan setelah membaca buku ini.”

Cerita Putri Gema Lengkap

Cerita Putri Gema (Kemdikbud)

Pada suatu ketika, hidup seorang putri yang gemar membaca bernama Putri Gema. Saat berada di perpustakaan kerajaan, Putri Gema merasa senang dan dapat membaca sepuasnya.

Selain membaca, Putri Gema kerap bercerita dan ingin semua orang tahu apa yang sedang ia baca. Namun perpustakaan kerajaan selalu sepi senyap tidak ada orang yang mendengarkannya.

Kemudian, ia menemui Paman Penjaga Perpustakaan. Sayangnya paman selalu menghentikan Putri Gema agar tidak bersuara di perpustakaan.

Putri Gema pun merasa kecewa karenanya. Putri merasa tidak ada yang mendengarkan ceritanya.

Sesampainya di rumah, ia memakan kue yang dibuat oleh Bibi Juru Masak. Meski telah memakan kue itu, Putri Gema tetap tidak senang. Putri Gema masih kecewa karena hal tadi.

Putri Gema pun memiliki ide agar Bibi mau mendengarkan ceritanya. “Bibi Juru Masak, aku punya cerita. Dengarkan, ya, ceritaku ini lucu sekali,” pinta Putri Gema. Bibi pun menjawab, “Silakan, Putri. Saya punya banyak waktu untuk mendengarkan cerita lucu.”

Cerita Putri Gema (Kemdikbud)

Putri Gema pun mulai bercerita. “Jerapah berulang tahun. Para penghuni hutan membuat kua untuknya. Satu tumpuk kue.. dua tumpuk kue.. tiga tumpuk kue. Kue menjadi tinggi sekali nyaris mencapai langit.”

“Wah, Bibi juga bisa membuat kue yang tinggi.” kata Bibi menanggapi kisah Putri Gema.

Putri Gema masih memiliki banyak cerita lain. Kemudian ia memanggil Paman Tukang Kebun untuk mendengarkannya.

“Paman Tukang Kebun! Aku punya cerita tentang tanaman ajaib. Dengarkan, ya!”

Putri Gema terus bercerita. Dia bercerita kepada Pelukis Kerajaan.. kepada anak-anak pelayan.. juga kepada orang tuanya, yakni Raja dan Ratu. Semua orang pun akhirnya mendengarkan kisahnya.

“Putri Gema, berceritalah lagi untuk kami,” “kami ingin mendengar cerita tentang penghuni lautan. Juga cerita tentang gaun yang indah, Putri.” “Hmm.. bagaimana jika Putri juga bercerita tentang balon udara?” kata orang-orang di sekitar.

Cerita Putri Gema (Kemdikbud)

“Oooo.. semua cerita itu tersimpan di suatu tempat. Ayo ikut aku jika kalian ingin tahu,” ajak Putri Gema.

“Astaga! Apakah aku bermimpi?” Paman Penjaga Perpustakaan pun terkejut melihat banyak orang datang ke perpustakaan. Rupanya Putri Gema membawa mereka semua ke perpustakaan yang sepi itu.

Di perpustakaan, Putri Gema membacakan buku dongeng yang berjudul ‘Kue untuk Raja dan Burung Kuau’ semua orang mendengarkan kisahnya hingga akhir. Perpustakaan pun menjadi ramai karenanya.

Seorang anak pelayan melihat gambar di buku. Air liurnya terlihat menitik dan menginginkan kue seperti itu. Bibi pun mengatakan ia mampu membuatkan kue seperti itu untuknya.

“Bagaimana jika bahan-bahan pembuat kue basung di bawa ke sini? Bibi Juru Masak dapat membuat kue di selasar perpustakaan.” ucap Putri Gema memberikan ide.

Tidak lama kemudian, dari selasar perpustakaan tercium aroma kue yang lezat. Semua orang pun datang riang gembira ke perpustakaan.

Keceriaan terus berlanjut. Semua orang memperoleh ide setiap kali Putri Gema selesai bercerita. “Mendengarkan atau membaca buku seperti masuk ke dunia ajaib. Oleh sebab itulah aku suka berbagi cerita,” kata Putri Gema.

“Selama orang-orang jadi rajin membaca dan kreatif, aku sama sekali tidak keberatan. Suara di perpustakaan? Oooh.. kini terdengar seperti nyanyian di telingaku.” jelas Paman Penjaga Perpustakaan yang dulu tidak suka suara gaduh di perpustakaannya.

Demikian cerita Putri Gema yang gemar membaca sehingga membuat perpustakaan sepi itu menjadi tempat ramai dan mengasyikkan. Dalam gambar, Putri Gema menggunakan baju tradisional Bundo Kanduang atau yang artinya “ibu yang mengandung”. Baju ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Baju tradisional yang digunakan Putri Gema itu terdiri atas Tangkulak, Kalung, baju Kuruang, gelang, Sandang, dan Lambak. Semuanya berwarna kuning, merah, dan biru muda.