Mengagumi Keindahan Telaga Remis, Destinasi Wisata di Kuningan

ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Ilustrasi, Telaga Remis, Kuningan, Jawa Barat
Penulis: Tifani
Editor: Agung
14/9/2022, 10.24 WIB

Telaga Remis merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Kaduela, Kecamatan Pesawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Telaga ini merupakan danau alami yang terletak di bawah kaki Gunung Ciremai.

Secara keseluruhan, area kawasan ini memiliki luas hingga 13 hektare (ha), sedangkan luas telaganya mencapai 3,35 ha. Telaga yang memiliki kedalaman hingga 12 meter ini masih memiliki suasana yang asri.

Para wisatawan dapat melakukan berbagai aktifitas di kawasan Telaga Remis ini. Bagi wisatawan yang gemar berjalan kaki atau berolahraga lari, telaga ini memiliki jalur khusus yang dapat digunakan.

Wisata Telaga Remis

Para wisatawan dapat berlari-lari ringan atau sekedar berjalan kaki sambil menikmati pemandangan sekitar dan udara yang bersih. Bagi wisatawan yang gemar memancing, dapat juga membawa alat pancing ke Telaga Remis ini.

Telaga Remis memiliki berbagai macam ikan yang dapat dibawa pulang oleh wisatawan, seperti ikan mujair maupun ikan emas. Fasilitas umum yang dibangun disekitar destinasi wisata di Kunigan ini juga sudah cukup lengkap.

Para wisatawan dapat bersantai di gazebo yang dibangun disekitar kawasan Telaga Remis ini, yang sudah dilengkapi fasilitas toilet, tempat ibadah, hingga food corner yang dapat memenuhi kebutuhan perut para wisatawan.

Para wisatawan yang hendak berkunjung ke kawasan wisata Telaga Remis ini tidak perlu khawatir akan tersesat. Rute atau jalur menuju ke Telaga ini cukup mudah untuk ditemukan. Selain itu akses menuju kawasan wisata Telaga Remis ini cukup bagus. Para wisatawan dapat membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.

Jika para wisata memulai perjalanan dari pusat Kota Kuningan, dapat melewati rute Jalan Lingkar Timur Kuningan - Jalan lingkar Cilimus - Jalan Mandirancan - Jalan Sindang Jawa Mandirancan - Jalan Cisaat Kramat - Jalan Pahlawan - Telaga Remis.

Sedangkan apabila para wisatakan memulai perjalanan dari pusat Kota Cirebon, dapat melewati rute Jalan Kesambi - Jalan Kanggraksan - Jalan Kalitanjung - Jalan Raya Sumber Cirebon - Jalan Sultan Agung - Jalan Nyai Ageng Serang - Jalan Cisaat-Kramat - Jalan Pahlawan - Jalan Kauela - Telaga Remis.

Harga tiket Telaga Remis cukup terjangkau. Bagi wisatawan yang akan berlibur ke tempat ini cukup membayar harga tiket sebesar Rp 10.000 pada hari biasa dan Rp 15.000 pada akhir pekan.

Kisah di Balik Telaga Remis

Dalam buku "Wisata Mudik Nusantara" karya Rosyid Hariyadi, nama Telaga Remis berasal dari kata ‘telaga’ dan ‘remis’. Dalam bahasa Sunda ‘telaga’ berarti danau, sedangkan ‘remis’ adalah hewan sejenis kerang yang berwarna kuning.

Banyak kerang remis hidup disekitar danau ini, sehingga danau ini disebut sebagai Telaga Remis oleh masyarakat sekitar. Ada sebuah cerita legenda mengenai asal- susul Telaga Remis yang berkembang di masyarakat sekitar.

Dahulu Keraton Cirebon yang dipimpin oleh Sultan Matangaji menolak untuk memberi upeti kepada Kerajaan Mataram yang seharusnya diberikan. Maka diutuslah Pangeran Selingsingan dan anak buahnya. Namun sebelum sampai tujuan, rombongan ini bertemu dengan kelompok Pangeran Purabaya dari Mataram yang ingin menagih upeti. Hingga akhirnya perang pun tak terelakkan.

Bertempat di kaki Gunung Slamet, Pangeran Selingsingan ternyata tidak bisa menandingi ketangguhan Pangeran Purabaya dan pasukannya. Hal ini yang membuatnya mundur dan mengirim pesan kepada Sultan Matangaji. Mendengar keadaan itu, sultan mengutus menantunya yang sakti mandraguna menuju medan perang. Hal ini tidak ditolak oleh Elang Sutajaya.

Demi membantu saudara-saudaranya yang tengah terdesak, dirinya berangkat membantu Pangeran Selingsingan dan memenangkan peperangan. Sampai ditujuan, Elang Sutajaya mencari Pangeran Purabaya sebagai musuh utama.

Dirinya menggunakan keris sebagai senjata dan ilmu sakti untuk mengalahkan sang utusan dari Kerajaan Mataram itu. Dan tanpa ampun, keris yang menjadi senjata Elang berhasil menghunus badan Purabaya hingga terbelah menjadi dua.

Merasa kalah, Pangeran Purabaya meminta belas kasih kepada Elang Sutajaya untuk diampuni. Dirinya merasa hanya orang biasa. Namun Elang Sutajaya tak bergeming. Ia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah muslim yang baik, karena tidak ada muslim yang melakukan kekerasan termasuk memulai peperangan sampai membunuh.

Mendengar nasihat yang keluar dari Elang Purabaya, Pangeran Selingsingan pun menagis tanpa henti. Hingga air matanya membentuk sebuah Telaga Remis. Sedangkan Pangeran Purabaya berubah wujud menjadi seekor Bulus atau kura-kura.

Bulus tersebut diberi nama Si Mendung Purbaya. Berdasarkan cerita legenda ini lah, Telaga Remis disebut sebagai simbol kerendahan hati Pangeran Selingsingan.