Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Terpapar Covid-19

Arofatin Maulina Ulfa
20 Maret 2021, 13:15
Sindrom MIS-C , Covid-19
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Guru memeriksa suhu tubuh sejumlah siswa SD saat uji coba pembelajaran tatap muka di SDN Tegalwaru 02, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai melaksanakan uji coba pembelajaran secara tatap muka dengan setiap kecamatan satu jenjang pendidikan dari mulai SD, MI, SMP, MTs, SMA, MAN, dan SMK yang berlangsung hingga satu bulan serta tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

Para peneliti penyakit menular anak menemukan kasus sindrom inflamasi multisistem pada anak atau MIS-C yang terpapar Covid-19. MIS-C merupakan suatu kondisi langka dan ekstrem dari respons sistem imun tubuh terhadap serangan virus Corona.

Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan jantung, paru-paru, ginjal, darah, dan otak. Anak-anak yang mengalami MIS-C perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Pelacakan kasus di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa MIS-C jarang terjadi di awal pandemi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, menyebut setidaknya terdapat lebih dari 2.600 kasus MIS-C dengan 33 kematian. Meski demikian, banyak remaja dinyatakan sembuh setelah sekitar satu minggu mendapatkan perawatan rumah sakit.

Untuk mengetahui kaitan Covid-19dan MIS-C, para peneliti membandingkan sampel darah dari 14 anak dengan sindrom tersebut dengan 16 anak dan 100 orang dewasa yang terkonfirmasi positif Covid-19 akut.  

“Dari perspektif kekebalan, terdapat sedikit tumpang tindih dalam kelompok yang berbeda,” kata Laura Vella, dokter penyakit menular pediatrik di CHOP yang memimpin penelitian bersama dengan E. John Wherry di University of Pennsylvania, dikutip dari Sciencemag.org, Sabtu (20/3).

Baik orang dewasa maupun anak-anak dengan Covid-19 akut memiliki tingkat peradangan dan aktivasi kekebalan yang tinggi, di mana sel-sel kekebalan meningkat dalam merespon potensi bahaya. Namun pada pasien MIS-C, tingkat aktivasi kekebalan melebihi milik pasien dewasa dengan penyakit parah. 

Mengutip Science Immunology, satu subkelompok sel kekebalan cukup menonjol yang disebut sel T vascular patrolling . Aktivasi yang tinggi ini beresiko menyerang pembuluh darah dan dapat berpotensi menyebabkan peradangan jantung dan aneurisma pada beberapa pasien.

Menurut Vella, meskipun peradangan cukup parah pada pasien MIS-C, penyakit itu dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. “Mereka dapat membalikkan keadaan ini dengan terapi, sedangkan orang dengan COVID-19 mengalami peradangan yang berlangsung lebih lama,” kata Vella

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...