Dari Sri Lanka Hingga Ghana: Harga BBM Bikin Resah

Aryo Widhy Wicaksono
7 Juli 2022, 20:10
Warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motornya di SPBU Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motornya di SPBU Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Harga minyak dunia baru saja turun sekitar 2% ke level terendah dalam 12 pekan terakhir perdagangan. Harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman September turun $2,08, menjadi $100,69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 97 sen, atau 1,0%, menjadidi $98,53.

Harga minyak anjlok karena adanya kekhawatiran investor bahwa permintaan energi akan terpukul imbas dari potensi resesi ekonomi global.

Meski turun, harga minyak dunia masih jauh di atas harga asumsi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar US$ 63 per barel.

Faktor utama yang membuat harga minyak melambung adalah perang Rusia dan Ukraina, yang menyebabkan pasokan ke pasar berkurang. Sebagai produsen minyak nomor tiga terbesar di dunia, Rusia memasok sekitar 11% dari kebutuhan minyak global.

Tingginya harga minyak membuat harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia memiliki jarak yang cukup signifikan dengan harga di pasar.

Berdasarkan formulasi perhitungan Pertamina pada Juli 2022, harga keekonomian Solar adalah Rp 18.150 per liter, sedangkan harga jual masih Rp 5.150 per liter. Artinya, pemerintah harus membayar subsidi Solar Rp 13.000 per liter.

Begitu juga untuk harga Pertalite yang mencapai Rp 18.150 per liter. Pertamina menjual Pertalite Rp 7.650 per liter, sehingga untuk setiap liter yang dibeli masyarakat, pemerintah mengeluarkan Rp 9.550 dari APBN.

Namun, jika pemerintah ingin menjaga APBN dan memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi, risikonya terjadi inflasi atau kenaikan harga barang.

DBS Group Research dalam laporannya pada 27 Juni 2022 lalu, memperkirakan inflasi di Indonesia pada akhir tahun dapat menyentuh hingga 5,5%, bila pemerintah menaikkan harga barang bersubsidi seperti BBM hingga listrik.

Harga BBM termahal menurut situs GlobalPetrol.com tercatat di Hong Kong. Untuk BBM dengan Research Octan Number (RON) 95, warga di sana harus membayar USD 3 per liter, atau setara Rp 45 ribu. Sedangkan untuk BBM diesel, dibanderol dengan harga USD 2,8 per liter, atau sekitar Rp 42 ribu.

Apa yang Terjadi Jika Harga BBM Naik?

Menyitir New York Times, kenaikan harga bahan bakar berpotensi mengubah tatanan ekonomi, politik dan kehidupan sosial di seluruh dunia. Biaya energi yang tinggi memiliki efek domino, menciptakan inflasi, dan memaksa bank sentral menaikkan suku bunga. Pada akhirnya, menghambat pertumbuhan ekonomi.

Di Eropa, badan statistik Uni Eropa, Eurostat, pada Jumat (1/7) lalu mengungkap 19 negara zona euro mengalami inflasi rata-rata 8,6% pada Juni. Rekor ini melewati 8,1% yang tercatat pada Mei, dan menjadi level tertinggi sejak pencatatan euro dimulai pada 1997.

Harga energi meroket 41,9%, dan harga makanan, alkohol, dan tembakau naik 8,9%, seperti dikutip Time.com.

Dampak Inflasi di Asia

Selain itu Eropa, salah satu negara dengan tingkat inflasi tinggi adalah Sri Lanka. Inflasi menyentuh rekor tahun ke tahun sebesar 54,6% pada Juni, dan Gubernur bank sentral P. Nandalal Weerasinghe mengatakan inflasi dapat mencapai 70%.

Menyitir Reuters, Sri Lanka sedang berjuang untuk menyediakan bahan pangan, obat-obatan, dan bahan bakar, dengan cadangan devisa pada rekor terendahnya.

Ekonomi mereka berkontraksi 1,6% pada kuartal pertama dan diperkirakan akan menyusut lebih banyak di kuartal kedua.

Bank sentral mengatakan bahwa kemajuan signifikan telah dibuat dalam pembicaraan dengan IMF. "Salah satu rekomendasi dalam program IMF adalah untuk mendukung orang miskin dan rentan karena inflasi yang tinggi akan berdampak paling besar pada mereka," kata Weerasinghe, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/7).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said, Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...