Kemenkeu Nilai Industri Tekstil Masih Kuat, Tak Tambah Bansos PHK

Abdul Azis Said
5 November 2022, 12:00
Pedagang merapikan produk tekstil yang dijual di Kampung Wisata Kreatif Tekstil Cigondewah, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022).
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.
Pedagang merapikan produk tekstil yang dijual di Kampung Wisata Kreatif Tekstil Cigondewah, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan belum ada rencana untuk menambah pemberian bantuan sosial, untuk merespons ramainya isu pemutusan hubungan kerja (PHK), khususnya di industri tekstil. Sebab asesmen Kemenkeu menunjukkan kinerja perusahaan-perusahaan produsen tekstil masih positif.

"Sampai sekarang belum ada arahan, termasuk diskusi, mengenai apakah gejala PHK massal yang sekarang muncul terutama yang katanya di Jawa Barat itu akan direspons dengan kebijakan bantuan sosial, ini sampai sekarang belum ada," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya dalam media briefing di Bogor, Jumat (4/11).

Menurut Made, dari hasil pemantauan Kemenkeu di daerah belum ada laporan terdapat pemutusan kerja secara besar-besaran.  Meski demikian, ia tidak menampik adanya risiko perusahaan melakukan tindakan tersebut, seiring munculnya isu PHK massal perusahaan tekstil di Jawa Barat.

"Walaupun kebijakan pemberian tambahan bansos itu tidak salah, tapi kelihatannya dengan sisa waktu yang ada dan juga alokasi yang sudah ada, mestinya tidak harus memicu adanya pergeseran-pergeseran atau relokasi belanja negara yang lain," kata Made.

Beberapa pejabat Kemenkeu lainnya juga mengungkapkan hal serupa terkait PHK di industri tekstil. Asesmen terkini bahkan menunjukkan kinerja sektor yang masih positif. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, secara agregat, kinerja industri tekstil masih baik. Meski demikian ia mengakui perlu ada pemantauan lebih dalam, serta menelusuri negara-negara tujuan ekspor mana saja yang mengalami penurunan permintaan.

Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kemenkeu, Abdurohman, menyebut pemantauan Kemenkeu menunjukan bisnis perdagangan pakaian hingga alas kaki masih menjanjikan. Hal ini tercermin dari kinerja ekspor produk tersebut, seperti sepatu, yang masih tumbuh tinggi sampai September lalu.

Berdasarkan data BPS, ekspor untuk pakaian dan aksesori rajut, pakaian dan aksesoris bukan rajutan serta alas kaki mencatat nilai ekspor US$ 13,38 miliar sepanjang Januari-September 2022, naik 28,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...