Jokowi Sebut Utang Indonesia Masih Aman

Image title
Oleh
9 Juli 2015, 20:39
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Jeratan utang yang menimpa Yunani membuat banyak pihak khawatir Indonesia akan terjebak dalam hal yang sama. Kekhawatiran ini dijawab oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan memastikan bahwa utang Indonesia masih aman dan tidak akan berisiko besar.

Menurut Jokowi rasio utang terhadap pendapatan (debt to service ratio/DSR) Indonesia masih rendah, yakni sekitar 50 persen dan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 25 persen. Dia menilai rasio ini masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

?Itu masih kecil, saya liat dibandingkan negara lain kita lebih bagus. Bagi saya yang paling penting adalah  mengendalikan utang ini masuk ke sektor yang produktif,? ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (9/7).

Dia yakin, tidak akan ada masalah dan risiko yang besar jika Indonesia masih berutang, selama penggunaannya produktif, seperti pembangunan infrastruktur. Karena dampak yang dihasilkan dari adanya infrastruktur bisa sangat besar bagi perekonomian. Pembangunan infrastruktur bisa menekan ongkos logistik dan konektivitas antar daerah bisa lebih mudah.

"Kami sudah hitung manfaatnya (Indonesia berutang), asalkan tetap sesuai batas bunga pinjaman," kata Jokowi.

Perhitungan pemerintah, pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan utang saat ini, bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1-0,3 persen pada semester II. Ini akan membantu mengejar target pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan saat ini. Dua stimulus ini diharapkan bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 0,5-1 persen.

Kementerian Keuangan pun menyebut utang Indonesia masih aman. Risikonya pun masih rendah meski porsi kepemilikan asing dalam surat utang Indonesia telah naik menjadi 40 persen. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan meski porsi asingnya besar, kemungkinan terjadinya pembalikan modal secara tiba-tiba atau sudden reversal pun belum ada.

Kementerian mencatat kepemilikan asing pada surat utang Indonesia mencapai Rp 535,95 triliun per 7 Juli lalu. Dari jumlah tersebut, 81,31 persen atau Rp 250,2 triliunnya merupakan investor jangka panjang, yakni bank sentar negara lain dan lembaga keuangan. Kedua investor ini berinvestasi pada surat utang dengan jangka waktu di atas 5 tahun. Artinya investor asing ini bukan spekulan yang cepat pergi ketika ada sentimen negatif.

?Bank sentral asing, kalau megang itu held to maturity (jangka panjang). Pasar turun naik, tidak akan terpengaruh. Asumsi saya, yang Rp 102,39 triliun ini tidak ada sudden reversal,? kata Robert.

Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...