Rupiah Menguat Tajam, Investor Perlu Waspada Terjadi Pembalikan Arah
KATADATA - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam empat hari perdagangan terakhir perlu diwaspadai. Ada potensi terjadi pembalikan arah karena penguatan kurs rupiah tersebut sudah cukup tajam.
Pada hari ini, rupiah tercatat sempat mencapai level Rp 13.764 per dolar AS, atau menguat sekitar 3,5 persen terhadap penutupan perdagangan kemarin. Ini merupakan penguatan rupiah harian tertinggi sejak 2012.
Secara kumulatif sejak 1 Oktober 2015, rupiah sudah menguat lebih dari 6 persen, atau kembali ke kisaran Rp 13.000-an setelah sejak akhir Agustus lalu berada di atas Rp 14.000 per dolar AS.
Saktiandi Supaat, Head of Foreign Exchange Research Malayan Banking Berhad, melihat ada potensi dolar AS mengalami pembalikan arah atau rebound. Dalam penglihatannya, pelepasan dolar AS yang terjadi beberapa hari ini sudah mengarah pada titik jenuh atau oversold.
“Ini menunjukkan potensi dolar AS akan mengalami rebound ke depan,” kata dia dalam risetnya hari ini. (Baca: Empat Faktor yang Menyebabkan Rupiah Menguat)
Meski demikian, Saktiandi melihat, rupiah masih mendapatkan sentimen positif dari pasar, sehingga masih akan mengalami penguatan. Ini terlihat dari dana asing sekitar Rp 1,62 triliun yang memindahkan portofolionya dari surat utang negara (SUN) ke pasar saham. Perpindahan ini membuat tingkat imbal hasil (yield) obligasi negara turun sekitar 24 basis poin-53 basis poin.
“Kami yakin ada aliran dana masuk yang signifikan ke pasar surat utang pemerintah sebagaimana terlihat dari turunnya tingkat yield kemarin,” kata dia. (Baca: Rupiah Menguat Berkat Rights Issue HM Sampoerna Hampir Rp 21 Triliun)