Atasi Kelesuan Ekonomi, IDB Didorong Perbesar Dana Infrastruktur

Desy Setyowati
19 Mei 2016, 16:23
infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta Bank Pembangunan Islam, Islamic Development Bank (IDB), meningkatkan investasi infrastruktur di negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia. Anggota IDB menghadapi hambatan keuangan global untuk membiayai sektor ini.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di tengah lesunya ekonomi global. Apalagi mayoritas negara IDB merupakan penghasil minyak dan gas yang sedang tertekan oleh penurunan harga komoditas tersebut. (Baca juga: IDB Tawarkan Utang Rp 66 Triliun).

“Peningkatan investasi infrastruktur oleh IDB penting bagi negara anggota. Ketersediaan infrastruktur yang memadai bisa memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan,” kata Agus pada Sidang Tahunan ke-41 IDB di Jakarta, Rabu malam, 18 Mei 2016.

Dalam dua tahun terakhir, IDB sudah meningkatkan bantuan finansial dari US$ 10,7 miliar pada 2014 menjadi US$ 12,1 miliar pada tahun lalu. Agus berharap, lembaga ini bisa memperkuat kapasitas dukungannya melalui kerja sama International Organizations (IOs) dan lembaga filantropi. Selain itu mengoptimalisasi neraca keuangan atau balance sheet IDB.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur sejalan dengan lima pilar strategis dari 10 Years Strategic Framework IDB dan arah kebijakan pemerintah Indonesia. Pertama, pengembangan produk dan pasar dengan tujuan menciptakan produk keuangan syariah dan instrumen likuiditas untuk pendalaman pasar keuangan. Kedua, pengembangan sumber daya manusia dan market enpowerment dengan meningkatkan kualitas pendidikan. (Lihat pula: Indonesia Dorong Pembentukan Bank Infrastruktur Syariah)

Pilar ketiga, memperkuat pengawasan framework. Keempat, dukungan pembiayaan infrastruktur untuk sektor riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Terakhir, mempromosikan struktur industri yang lebih efisien dengan partisipasi aktif keuangan syariah global dan memperkuat kerja sama dengan institusi internasional.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, IDB menawarkan pinjaman untuk tiga proyek senilai US$ 870,9 juta atau setara Rp 11,5 triliun. Nilai ketiga proyek, yang masuk dalam program kemitraan strategis negara anggota (Member Country Partnership Strategy/MCPS) 2016-2020, itu menurun dibanding MCPS 2014-2019 sebesar US$ 5,2 miliar atau setara Rp 68,6 triliun. (Baca: IDB Tawarkan Pinjaman Tiga Proyek Rp 11,5 Triliun).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...