Jelang Rilis BI Rate, Rupiah Anjlok ke 13.500 per Dolar AS

Yura Syahrul
Oleh Yura Syahrul - Desy Setyowati
19 Mei 2016, 11:11
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Rupiah mendadak melemah hingga turun di bawah level 13.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan posisi terendah mata uang Indonesia tersebut dalam tiga bulan terakhir. Anjloknya rupiah menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia soal suku bunga acuan BI rate dan kemungkinan kenaikan bunga acuan AS bulan depan.

Pada perdagangan di pasar spot, Kamis pagi (19/5), rupiah langsung anjlok ke posisi Rp 13.550 per dolar AS atau lebih rendah 1,3 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Ini merupakan posisi terendah rupiah sejak 9 Februari lalu.

Bahkan, jika dibandingkan dengan posisi terkuat rupiah dalam setahun terakhir sebesar Rp 13.057 per dolar AS pada 14 Maret lalu, rupiah sudah melorot 3,8 persen. Alhasil, sejak awal tahun ini penguatan rupiah tersisa 2 persen setelah sempat mencetak kenaikan sebesar 5 persen.

Sementara itu, berdasarkan kurs tengah JISDOR di Bank Indonesia (BI), Kamis ini, rupiah melemah ke posisi Rp 13.467 per dolar AS. Dibandingkan hari sebelumnya, rupiah telah melemah 1,1 persen.

Pelemahan rupiah ini menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI selama dua hari pada Kamis siang ini. Rapat itu untuk memutuskan suku bunga acuan BI rate. David Nathatnael Sutyanto, Analis First Asia Capital, memperkirakan bank sentral akan mempertahankan BI rate sebesar 6,75 persen setelah secara agresif memangkas suku bunga acuan tersebut dalam tiga bulan pertama tahun ini.

(Baca: Otoritas Moneter Waspadai Kenaikan Fed Rate)

Di sisi lain, anjloknya rupiah tersebut sejalan dengan penguatan tajam dolar AS. Bloomberg mencatat, The Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,8 persen ke posisi tertingginya dalam tujuh pekan terakhir. Indeks dolar ini merangkum pergerakan dolar AS terhadap 10 mata uang utama dunia.   

David menyatakan dolar AS melanjutkan reli penguatannya berkat spekulasi kenaikan bunga acuan AS, Fed rate, pada Juni nanti. Spekulasi ini berhulu dari hasil risalah rapat bank sentral AS bulan April lalu, yang baru dirilis Rabu malam waktu setempat (18/5) atau Kamis dinihari tadi.

Risalah rapat itu mengindikasikan keinginan banyak pejabat bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga bulan depan. Hal ini menambah peluang kenaikan Fed rate sebanyak dua kali tahun ini, setelah sebelumnya ditaksir hanya naik satu kali.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...