Jelang Rilis BI Rate, Rupiah Anjlok ke 13.500 per Dolar AS

Yura Syahrul
Oleh Yura Syahrul - Desy Setyowati
19 Mei 2016, 11:11
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Penguatan dolar AS juga menekan harga sejumlah komoditas berdenominasi dolar AS. Harga minyak mentah di AS turun 0,87 persen menjadi US$ 47,89 per barel. Sedangkan harga emas turun 1,4 persen.

(Baca: Pemerintah Rajin Rilis Obligasi, Rasio Utang Naik Jadi 36,5 Persen)

Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo, sepakat dengan David. Ia menyebut, ekspektasi kenaikan bunga AS dalam waktu dekat ini semakin besar karena melihat positifnya sejumlah data-data ekonomi di negara itu. Antara lain, indeks harga konsumen AS pada April lalu tumbuh 1,1 persen dibandingkan periode sama 2015.

“Ada juga komentar pejabat The Fed yg membuka kemungkinan kenaikan (suku bunga) dua kali tahun ini, dari sebelumnya hanya satu kali,” katanya kepada Katadata. Alhasil, Ariston memperkirakan, rupiah berpotensi akan terus melemah hingga kepastian kenaikan suku bunga AS menjadi Rp 13.600 per dolar AS.

Di sisi lain, David melihat faktor di dalam negeri turut menekan rupiah. Faktor negatif itu adalah kenaikan utang luar negeri pada kuartal I lalu dan rencana pemangkasan anggaran. “Ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah,” katanya.

(Baca: APBN Dipotong Rp 50 T, Jokowi Mau Pangkas Lagi Dana Kementerian)

Sekadar informasi, dua hari lalu, BI mengumumkan total utang luar negeri (ULN) Indonesia per akhir Maret lalu atau kuartal I-2016 mencapai US$ 316 miliar. Jumlahnya naik 5,7 persen dari periode sama 2015 atau tumbuh 1,9 persen dibandingkan kuartal IV-2015. Alhasil, rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 36,5 persen.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Instruksi Presiden yang berisi pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 50 triliun. Penyebabnya adalah seretnya penerimaan negara, terutama dari sektor perpajakan. Bahkan, Presiden berencana kembali memangkas anggaran negara tahun ini. Langkah tersebut mengancam rencana pemerintah menggenjot belanja dan investasi untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun ini.   

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...