Total Tanggapi Rencana Investasi Pertamina di Blok Mahakam 2017
Total E&P Indonesie merespons rencana PT Pertamina (Persero) yang ingin berinvestasi di Blok Mahakam mulai tahun depan. Keinginan itu dilatari oleh upaya menjaga tingkat produksi blok migas yang ada di Kalimantan Timur tersebut lantaran dalam dua tahun terakhir ini Total E&P sudah menurunkan investasinya.
Namun, seperti diberitakan Katadata, Rabu (29/6) lalu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan keinginan tersebut masih terganjal. Salah satu kendalanya adalah belum mendapat izin dari pihak Total lantaran perusahaan asal Perancis itu masih menjadi operator Blok Mahakam hingga tahun 2017.
(Baca: Transisi Blok Mahakam Terkendala Restu Total E&P Indonesie)
Tapi, menurut President and General Manager Total E&P Indonesia Hardy Pramono, pihaknya menyambut baik jika memang Pertamina ingin berinvestasi tahun depan di Blok Mahakam. Persoalannya, boleh-tidaknya Pertamina turut berinvestasi tersebut tidak hanya bergantung pada persetujuan Total. "Hal itu tidak hanya tergantung pada lampu hijau oleh Total," katanya dalam surat penjelasan kepada Katadata, Jumat (1/7).
Untuk melaksanakan rencana tersebut memerlukan payung hukum. Selain itu, membutuhkan persetujuaan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
Di sisi lain, Pramono mengakui adanya penurunan investasi Total di Blok Mahakam. Namun, penyebabnya bukan karena kontrak di Blok Mahakam akan berakhir, melainkan kondisi harga minyak yang masih rendah. (Baca: Total Kurangi Investasinya di Indonesia Tahun Depan)
Penurunan investasi tersebut juga tidak terkait dengan target produksi Blok Mahakam. Sebaliknya, dalam revisi Work, Plan and Budget (WP&B) SKK Migas menetapkan target produksi sebesar 1.572 mmscfd. Jumlahnya lebih tinggi dari target sebelumnya yakni 1.423 mmscfd.