Sri Mulyani Susah Tidur, Khawatir Uang Negara 'Digarong' Koruptor

Desy Setyowati
1 Juli 2017, 20:17
Sri Mulyani Indrawati
@smindrawati

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hampir satu tahun menetap di Tanah Air, setelah meninggalkan karirnya di Bank Dunia, Amerika Serikat. Sepanjang tahun tinggal di Indonesia, Sri menyatakan susah tidur memikirkan cara agar uang negara bebas dari para koruptor. Padahal uang negara semestinya digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat.

"Tiap malam (saya memikirkan) bagaimana jalankan institusi tapi pikirkan juga kesejahteran masyarakat. Bagaimana saya bisa yakinkan masyarakat, uang pajak tidak dikorupsi dan dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia. Itu adalah (penyebab) kenapa saya sulit tidur," ujar Sri Mulyani dalam acara '4th Congress of Indonesia Diaspora 2017' di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (1/7).

(Baca: Sri Mulyani: Pajak dan Kematian Tak Bisa Dihindari di Dunia)

Sri Mulyani mengingatkan praktik korupsi merupakan hal serius yang harus ditumpas. Korupsi dapat menciptakan krisis ekonomi, seperti yang terjadi di Indonesia pada 1997/1998.

Krisis moneter atau krismon saat itu disebabkan lembaga jasa keuangan yang menjadi sapi perah bagi kelompok politik tertentu. "Saat terkena guncangan krisis di Thailand, karena KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), maka kita terkena krisis," kata dia.

Belajar dari pengalaman itu, Sri Mulyani memastikan pemerintah senantiasa bertempur melawan praktik korupsi dan menegakkan tata kelola yang lebih baik. "Dan itu bukan hanya jadi perjuangan Presiden sendiri atau menteri-menteri di kabinet, tapi semua. Ini adalah perbedaan yang baik (dibanding saat krisis)," ujar dia.

(Baca: Sri Mulyani Tantang Debat Mahasiswa Penolak Utang Tapi Prosubsidi)

Sri berharap anggaran negara sepenuhnya terhindar dari korupsi dan dapat dimanfaatkan maksimal untuk peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Dalam Undang-undang Dasar Negara 1945 telah diatur mengenai anggaran pendidikan dan kesehatan yang ditetapkan masing-masing 20 persen dan lima persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Anak-anak Indonesia, di mana pun dia lahir, harus mendapat kualitas pendidikan dan kesehatan yang sama. Itu yang membuat saya sulit tidur selama ini," kata Sri Mulyani.

Peningkatan kualitas SDM, kata dia, sebagai faktor yang penting untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju.  Sri Mulyani mengibaratkan Indonesia sebagai perusahaan, dengan penduduknya lebih dari 240 juta orang merupakan pemilik saham. Sehingga, kata dia, kualitas masyarakat menentukan berjalannya negara.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...