Ekonom Peringatkan Dolar AS Berisiko Makin Kuat di 2018

Desy Setyowati
19 Desember 2017, 21:57
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Sejumlah nasabah menukarkan mata uang Dolar Amerika di tempat penukaran mata uang di Jakarta.

Para ekonom memprediksi dolar Amerika Serikat (AS) bakal makin perkasa di 2018 seiring dengan membaiknya perekonomian di Negeri Paman Sam. Mereka pun mendorong Bank Indonesia (BI) melakukan berbagai langkah pengendalian agar nilai tukar rupiah tidak tertekan terlalu dalam.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menyatakan dukungannya terhadap langkah Bank Indonesia (BI) yang melakukan kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand (BoT) untuk mendorong penggunaan mata uang lokal (local currency settlement framework) dalam transaksi dagang. Kerja sama tersebut diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. 

Namun, ia menekankan, BI perlu memperhatikan ketersediaan atau likuiditas dari ringgit Malaysia ataupun bath Thailand agar eksportir dan importir bersedia menggunakan mata uang lokal. Ia pun mengingatkan, sebelumnya, masalah likuiditas telah membuat kurang suksesnya penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dengan Tiongkok.

"Dulu kan pernah pakai yuan, cuma 3% (dari transaksi dagang dengan Tiongkok), sisanya pakai dolar AS. Itu karena likuiditas, cari yuan susah. Buat orang Tiongkok cari rupiah juga susah. Nanti susah tidak mencari bath atau ringgit?" kata Lana kepada Katadata, Selasa (19/12). (Baca juga: Tinggalkan Dolar, RI, Malaysia & Thailand Transaksi Pakai Uang Lokal)

Untuk semakin mengurangi permintaan dolar AS, Lana juga menyarankan otoritas untuk menerbitkan instrumen investasi yang membuat investor asing betah berinvestasi di dalam negeri. Adapun di tahun politik, ia menyebut ada tendensi investor menarik investasinya dari pasar modal di Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...