Ekonom Sebut Indonesia Berpeluang Masuk Indeks Obligasi Global

Desy Setyowati
12 Januari 2018, 11:17
Pialang tengah memantau pergerakan pasar modal.
Arief Kamaludin|KATADATA

Indonesia berpeluang masuk indeks surat utang (obligasi) global: Bloomberg Barclay's US Agregat Index Bonds. Kajian oleh pihak terkait kabarnya sudah dilakukan pada Oktober-November 2017 lalu. Para ekonom mengatakan, jika Indonesia masuk indeks tersebut, surat utang pemerintah bakal makin banyak dilirik investor.

"Ada pembahasan kemungkinan Indonesia masuk ke Bloomberg Barclay's US Agregat Index Bonds. Ibaratnya, Indonesia masuk di bursa yang baru. Kabarnya, bisa terjadi akhir bulan ini," kata Head of Intermediary PT. Schroders Investment Management Indonesia Teddy Oetomo di WTC, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia pun menilai ada potensi besar dana segar bisa masuk pasar surat utang pemerintah, jika Indonesia berhasil masuk indeks tersebut. “Besar sih potensinya (dana segar) kalau sampai masuk indeks,” ucapnya. Namun, Teddy menekankan, belum ada kepastian soal masuknya Indonesia di indeks tersebut. (Baca juga: Utang Luar Negeri Dongkrak Cadangan Devisa Cetak Rekor di Akhir 2017)

"Ini spekulasi pemain treasury bond, sama seperti dulu Standard and Poor's jadi atau tidak (menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia menjadi layak investasi). Saya tidak tahu. Suatu hari saya kira masuk. Tapi kapan? Saya tidak tahu," ucapnya.

Yang jelas, ia berpendapat Indonesia punya peluang masuk indeks tersebut. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia membaik. Hal itu tercermin dari keputusan lembaga pemeringkat internasional yang menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia menjadi layak investasi.

Belakangan, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings bahkan menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BBB dengan prospek stabil. Peringkat ini satu level di atas batas bawah layak investasi. 

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi, potensi dana segar yang bisa masuk ke pasar surat utang Indonesia mencapai lebih dari US$ 5 miliar. Sebab, para manajer investasi di dunia menjadikan indeks-indeks obligasi global sebagai acuan penempatan dana. Kondisi ini bakal menguntungkan Indonesia yang tengah membutuhkan banyak dana untuk proyek Infrastruktur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...