Ekonomi Kreatif Hadapi Masalah Produksi hingga Ekspor Tak Merata

Desy Setyowati
27 Februari 2018, 18:36
GELAR INOVASI PRODUK UMKM
ANTARA FOTO/R Rekotomo
Penjaga stan menjelaskan tentang berbagai produk kerajinan kepada calon konsumen saat Gelar Inovasi Produk UMKM, Koperasi dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) di Semarang, Jawa Tengah, Senin (13/3).

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ditargetkan mencapai Rp 1.000 triliun tahun ini. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada 4 hal yang masih harus dibenahi untuk meningkatkan potensi ekonomi kreatif.

"Kami harus eksplorasi berbagai permasalahan dan cari solusi supaya pelaku ekonomi kreatif bisa berkembang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat peluncuran data ekonomi kreatif  2010-2016 di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (27/2).

Yang pertama, pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia belum merata. Data BPS mencatat, 65,4% dari 8,2 juta usaha ekonomi kreatif pada 2016 masih terpusat di Jawa. Sementara, “Hampir setiap kabupaten (di Indonesia) punya kuliner khas, tinggal kemasannya saja (diperbaiki). Kriya (kerajinan tangan) juga enggak ada habisnya . Ini perlu dipacu pemasarannya,” tutur Pria yang akrab disapa Kecuk ini.

Selain itu, dari 8,2 juta unit usaha yang ada, ekonomi kreatif hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 16,91 juta sepanjang 2016. Artinya, setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor ini hanya mempekerjakan 1-2 orang.

(Baca juga: Bekraf Berangkatkan 6 Start-Up ke Festival Teknologi di AS)

Catatan BPS, sebanyak 92,56% usaha kreatif, pendapatan rata-ratanya di bawah Rp 300 juta per tahun. Bahkan, kurang dari 1% unit usaha kreatif yang berbentuk perseroan terbatas (PT), sisanya merupakan usaha informal. "Kalau ini bersifat informal, maka tidak ada kepastian hukum bagi pekerjanya," kata Kecuk.

Ia juga menyarankan agar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong pertumbuhan sektor usaha selain kuliner, fesyen, dan kerajinan tangan. Sejauh ini, ketiga bidang itu memang mendominasi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...