Kerugian Akibat Rayap Capai Rp 2,8 Triliun Setiap Tahun

Michael Reily
21 Maret 2018, 20:40
Basmi Hama Ulat Bulu
ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
Petugas menyemprotkan pestisida untuk membasmi hama ulat bulu yang menyerang tanaman warga Desa Pulosari, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (16/3). Serangan hama ulat bulu dalam jumlah besar beberapa hari terakhir menyebabkan aneka tanaman kebun warga setemp

Perkembangan populasi hama rayap di Indonesia diprediksi dapat menyebabkan kerugian hingga Rp 2,8 triliun per tahun.  Pertumbuhan hama rayap tersebut umumnya terdapat di lingkungan perumahan, bangunan gedung, perkebunan dan kehutanan.

“Kami memperkirakan kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh rayap secara nasional sebesar 2,8 triliun setiap tahunnya,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) Boyke Arie Pahlevi  Boyke dalam keterangan resmi dari Yogyakarta, Rabu (21/3).

Menurutnya, wilayah Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan kondisi hangat sepanjang tahun disertai kelembaban udara yang tinggi sekitar 70-90% mendukung kehidupan rayap. Selain itu, tanah yang kaya akan bahan organik juga sangat oleh rayap dalam berkembang biak.

Karenanya, pertumbuhan hama rayap di Indonesia telah menjadi perhatian kalangan profesional di bidang pengendalian hama, baik dari kalangan ilmuwan, pengelola gedung, serta para pengelola perkebunan di Indonesia. 

Menurutnya, ratusan milyar rupiah dana telah digunakan untuk pengendalian serangga, termasuk penelitian dan pengembangan produk-produk anti rayap.

Ia menyebutkan, sedikitnya ada 700 perusahaan lokal jasa pengendalian hama. Besarnya pasar pengendalian hama Indonesia tidak luput dari perhatian perusahaan asing untuk berlomba-lomba masuk menangkap peluang.

Kepala Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sulaeman Yusuf juga mengatakan bahaya serangan rayap di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Namun, kesadaran masyarakat masih rendah. “Masyarakat kita belum tumbuh kesadaran bagaimana cara mengendalikannya,” kata Sulaeman. 

Ia membandingkan dengan situasi dan kondisi di asia pasifik seperti Jepang, Thailand, China, Hawaii, dan pesisir barat Amerika. Masyarakat di sana sudah sangat sadar akan bahaya rayap sehingga mereka sudah mempersiapkan dan berupaya melakukan pengendalian.

Karenanya ia berharap ada upaya mengakselerasi pertumbuhan riset dasar dan terapan di bidang biologi rayap dan pengendaliannya.

Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...