Pelemahan Cepat Kurs Rupiah Imbas Diberondong Beragam Faktor

Martha Ruth Thertina
8 Oktober 2018, 17:38
Rupiah
Donang Wahyu|KATADATA

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah cepat. Pada perdagangan di pasar spot Senin (8/10), kurs rupiah sempat menembus 15.255 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah 2,36% dibandingkan penurupan perdagangan pada akhir September lalu. Pelemahan cepat tersebut seiring dengan banyaknya faktor penekan baik dari eksternal maupun domestik.

Ekonom makro ekonomi yang menjabat Project Consultant Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi memaparkan sederet faktor eksternal yang jadi penyebab utama tertekannya kurs rupiah. Faktor pertama yakni arus keluar modal asing (capital outflows) dari negara berkembang alias great rotation. Penyebabnya, kenaikan bunga AS seiring pulihnya ekonomi AS.

“Waktunya investor global panen profit dari emerging markets setelah banyak berinvestasi sejak 2008,” kata Eric kepada Katadata.co.id, Senin (8/10). Di Indonesia, arus keluar terbesar terjadi di pasar saham yaitu berkisar Rp 50 triliun sepanjang tahun ini (year to date). (Baca juga: Tekanan Kurs Rupiah Berlanjut, Bagaimana Kecukupan Cadangan Devisa?)

Faktor kedua yakni sentimen negatif pelaku pasar finansial global terhadap negara berkembang. Hal ini seiring kejatuhan ekonomi negara berkembang seperti Turki dan Argentina. Selain itu, pelaku pasar juga mempertimbangkan risiko berupa eskalasi perang dagang AS-Tiongkok.

Lalu, kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan persepsi pelaku pasar bahwa defisit transaksi berjalan Indonesia berisiko membesar sehingga memengaruhi daya topang fundamental perekonomian Indonesia terhadap rupiah. Sebelumnya, ekonom DBS menganalisis kurs rupiah berisiko menembus Rp 16.500 per dolar AS bila rata-rata harga minyak dunia tembus US$ 100 per barel tahun depan. (Baca juga:  Bila Harga Minyak US$ 100, Kurs Rupiah Berisiko Tembus 16 Ribu)

Di samping faktor eksternal, Eric tak menafikan adanya faktor internal yang turut memperberat tekanan terhadap kurs rupiah. Faktor yang dimaksud yaitu defisit transaksi berjalan, besarnya kepemilikan asing di saham dan surat utang negara, likuiditas valas yang mengetat dan terkonsentrasi di bank-bank besar, hingga banyaknya perusahaan yang tidak memitigasi sepenuhnya risiko kurs.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...