Produksi Rendah Hambat Potensi Ekspor Kayu Manis Lokal

Michael Reily
22 Oktober 2018, 16:18
Pelabuhan Ekspor
Agung Samosir|KATADATA

Permintaan pasar dunia untuk komoditas kayu manis Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Namun, kesempatan emas untuk memperkukuh kayu manis nasional sebagai komoditas unggulan di pasar internasional masih menghadapi kendala utama yaitu terkait rendahnya produksi.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan, produksi kayu manis dalam negeri mencatat penurunan. Tahun ini, produksi kayu manis diprediksi turun hingga 80 ribu ton dibanding produksi pada 2010 sebesar 88 ribu ton.

Advertisement

Tak hanya produksi, performa ekspor kayu manis juga tak menunjukan geliat pertumbuhan yang berarti lantaran pada 2017 kenaikannya hanya sekitar 3,27% menjadi 50.463 ton dengan nilai US$ 148 juta, dari 2016 yang tercatat sebanyak 48.899 ton dengan nilai US$ 94 juta.

(Baca: Ekspor RI Menyusut 6,58% di September 2018)

Bupati Kerinci, Provinsi Jambi  Adirozal menyatakan pembibitan menjadi masalah utama produksi kayu manis. "Tidak ada minat dari petani karena pembibitannya sulit, potensi pengalihan lahan tanaman kayu manis menjadi hortikultura sampai separuhnya," kata Adirozal di Jakarta, Senin (22/10).

Padahal, Kabupaten Kerinci sudah mendapatkan sertifikat indikasi geografis spesial untuk komoditas kayu manis. Dengan sertifikais itu, harga juak kayu manis terus melonjak sampai Rp 40 ribu per kilogram dari yang sebelumnya hanya mencapai setengahnya sebelum ada sertifikasi geografis.

Adirozal meminta Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Pusat untuk terus memperhatikan kelansungan produksi kepada kayu manis asal Kerinci.  Terlebih sekitar 53 ribu ton produksi kayu manis Kerinci menyumbang sekitar 66% terhadap total produksi kayu manis dalam negeri yang sekitar 80 ribu ton.

Selain pembibitan, para petani Kerinci juga meminta kemudahan pembiayaan untuk mempermudah produksi. "Kayu manis itu tanaman yang panennya bisa 8 tahun sekali sehingga harus ada insentifnya," ujar Adirozal.

Perwakilan Atase Perdagangan Kementerian Perdagangan di Uni Eropa, Merry Astrid, mengungkapkan Indonesia adalah pemasok kayu manis terbanyak di Eropa, jauh di atas Madagaskar, Viertnam, Sri Lanka, Tiongkok, dan India. Pembeli kayu manis Indonesia dari kawasan Eropa di antaranya Belanda, Portugal, Jerman, dan Prancis.

Segmentasi pasar kayu manis,  75% diperuntukan bagi  industri makanan dan minuman, 20% pasar retail, dan 5% untuk jasa makanan. "Kita masih terlalu fokus pada ekspor kayu manis untuk bahan baku," kata Merry.

(Baca: Neraca Dagang September 2018 Diprediksi Kembali Defisit US$ 1,5 Miliar)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement