Dana Asing Masuk dan Kurs Rupiah Stabil, Bunga Acuan BI Diramal Tetap

Rizky Alika
15 November 2018, 10:03
Bank Indonesia
Agung Samosir|KATADATA

Bank Indonesia (BI) bakal kembali mengumumkan kebijakan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate pada Kamis (15/11). Para ekonom memprediksi bunga acuan masih dijangkar pada level 5,75%. Kenaikan baru akan dilakukan pada Desember mendatang, bila bank sentral Amerika Serikat (AS) mengerek lagi bunga acuannya, Fed Fund Rate, sesuai proyeksi.

Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) Febrio Kacaribu menjelaskan keputusan mempertahankan bunga acuan seiring dengan pergerakan positif nilai tukar rupiah beberapa waktu belakangan. "(Kenaikan) Desember, bukan sekarang karena sekarang sudah mulai stabil kondisinya (nilai tukar rupiah)," kata dia beberapa waktu lalu.

Ia memprediksi kenaikan bunga acuan sebesar 25 basis poin setara dengan potensi kenaikan Fed Fund Rate pada Desember. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga selisih bunga acuan BI dengan AS tidak melebar. "(Dengan begitu) seakan-akan menjadi nol (impas) bagi BI untuk ahead of the curve. Jadi BI sudah punya hitung-hitungan," ujarnya.

(Baca juga: Aliran Masuk Dana Asing dan Penguatan Rupiah Diuji Jelang Akhir Tahun)

Setali tiga uang, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan juga menilai BI tidak akan mengerek bunga acuannya sampai Fed Fund Rate naik. Perkiraan tersebut dengan mempertimbangkan arus masuk dana asing (capital inflow) yang masih terjadi serta kondisi rupiah yang stabil.

Mengacu pada data Kementerian Keuangan, arus masuk dana asing ke obligasi negara terjadi mulai 19 Oktober lalu. Sejak itu hingga 12 November, kepemilikan asing tercatat naik Rp 31,83 triliun menjadi Rp 881,85 triliun. "Saya pikir masih ditahan, baru Desember bisa dilihat perbedaannya dengan bunga acuan AS Fed Fund Rate," kata dia. 

Meskipun defisit transaksi berjalan melebar, ia menilai kondisi tersebut tidak akan memaksa BI untuk mengerek bunga acuan demi meredam tingginya impor imbas aktivitas ekonomi. Sebab, kenaikan defisit transaksi berjalan sudah diperhitungkan sebelumnya.

Ke depan, ia meyakini BI akan menjaga selisih bunga acuan dengan Fed Fund Rate (interest rate differential) di rentang 300-350 basis poin. Namun bila ada tekanan yang besar, BI perlu menjaga selisih pada kisaran 450 basis poin.

Adapun saat ini, Fed Fund Rate berada di posisi 2,5% sementara BI rate sebesar 5,75%. "Jadi ada selisih 350 basis poin yang kelihatannya cukup besar, tapi ekspektasinya akan semakin menyempit," ujar dia.

Ia pun memperkirakan bunga acuan BI akan berada di level 6,5% tahun depan. Hal ini berdasarkan perkiraan kenaikan Fed Fund Rate pada tahun 2019 menjadi 3%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...