Ancaman Resesi Ekonomi AS, Bursa Saham Asia Berguguran
Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 114,02 poin atau 1,75% ke level 6.411,25 pada pengujung perdagangan saham di BUrsa Efek Indonesia (BEI) Senin (25/3) sore. Kinerja IHSG sejalan dengan bursa saham global yang semuanya terperosok ke zona merah karena kekhawatiran resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Mayoritas bursa saham Asia berakhir dengan koreksi yang cukup dalam pada akhir perdagangan hari ini. Indeks Nikkei anjlok hingga 3,01%, diikuti Shanghai yang turun 1,97%, Kospi turun 1,92%, PSEi turun 1,88%, KLCI turun 1,05%, dan Strait Times turun 0,91%.
Aksi jual yang melanda bursa saham Asia dan IHSG dipicu kekhawatiran investor terhadap kondisi perekonomian AS yang mulai dilanda resesi. Indikasi resesi AS karena kembali terjadinya inversi imbal hasil (yield) obligasi jangka panjang pemerintah AS.
Dilansir dari Reuters, yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun jatuh di bawah yield obligasi bertenor tiga bulan untuk pertama kalinya sejak 2007. Kondisi ini merupakan indikasi pertama terjadinya resesi. Sebagai perekonomian terbesar di dunia, resesi ekonomi AS dampaknya juga akan dirasakan secara global, sehingga memicu aksi jual investor di seluruh pasar saham global hari ini.
(Baca: IHSG Awal Pekan Memerah 0,79% Sejalan dengan Bursa Global)
Transaksi saham di BEI sepanjang hari ini pun relatif sepi. Total nilai transaksi saham tercatat hanya Rp 8,08 triliun dari 13,42 miliar saham yang diperdagangkan oleh investor. Sebanyak 315 saham terperosok ke zona merah, 109 saham berhasil bergerak naik, dan 109 saham lainnya tetap.
Seluruh indeks sektoral memerah. Namun, saham-saham di sektor konsumer yang anjlok 2,77%, memimpin koreksi IHSG hari ini, diikuti sektor aneka industri yang turun 2,46%, manufaktur turun 2,23%, pertanian turun 1,55%, keuangan turun 1,49%, tambang turun 1,34%, properti 1,75%, perdagangan 1,32%, dan industri dasar 0,97%.
Beberapa saham sektor konsumer yang memimpin laju IHSG ke zona merah di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang merosot 8,96%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) merosot 8,45%, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) anjlok 4,77%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) 4,62%, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) 2,49%, serta PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) 2,69%.
Investor asing juga turut memberikan tekanan terhadap pasar saham domestik. Dana asing mengalir keluar dari pasar saham senilai Rp 81,88 miliar, yakni Rp 72,45 miliar dari pasar reguler dan Rp 9,42 miliar di pasar negosiasi/tunai.
(Baca: Tekanan Global Mereda, Imbal Hasil Surat Utang Berpotensi Turun )
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi saham yang paling tidak diinginkan investor asing yang dilepas senilai Rp 193,6 miliar. Sementara itu saham yang paling diburu investor asing hari ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang diborong senilai Rp 196,7 miliar.
Padahal, beberapa emiten pasar modal telah merilis laporan kinerja keuangannya untuk tahun buku 2018 dengan hasil yang positif. Kendati demikian, sentimen ini tidak mampu mendorong IHSG ke zona positif karena kekhawatiran investor akan resesi AS lebih mendominasi dibandingkan optimisme dari dalam negeri tersebut.