Mengawali Perdagangan dari Zona Hijau, IHSG Langsung Turun 0,84%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 6,17 poin atau 0,01% menjadi 6.480,18 pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan, Senin (8/4). Namun tak lama setelah perdagangan dimulai, IHSG langsung merosot ke zona merah.
Kinerja IHSG berkebalikan dengan kinerja bursa saham utama Asia yang mayoritas bergerak menghijau. Indeks Nikkei naik 0,08%, Hang Seng naik 0,66%, Shanghai naik 0,57%, Kospi naik tipis 0,05%, sedangkan Strait Times terkoreksi 0,17%.
Kepala riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dalam risetnya memprediksi IHSG sepekan ini akan bergerak bervariasi merespon sejumlah sentimen global seperti perundingan dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok, perkembangan Brexit, serta rilis data ekonomi AS terbaru.
"IHSG diperkirakan akan bergerak mixed selama minggu ini mengingat pasar masih wait and see terhadap perkembangan pembicaraan AS-Tiongkok," kata Alfiansyah dalam risetnya, Senin (8/4).
(Baca: Setelah Naik Pekan Lalu, IHSG Berpotensi Turun Hari Ini)
Perundingan dagang AS-Tiongkok menunjukkan kemajuan yang signifikan. Perdana Menteri Tiongkok Liu He usai bertemu dengan Presiden AS Donald Trump Kamis (4/4) lalu mengatakan bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan baru.
Trump pun menyatakan optimismenya bahwa kesepakatan dagang dengan Tiongkok dapat diteken dalam waktu empat pekan kedepan, dan akan merencanakan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
"Namun perlu diwaspadai situasinya hingga perjanjian benar-benar tercapai. Trump bisa saja mundur di detik-detik terakhir seperti pertemuan Korea Utara-AS terdahulu," ujar Alfiansyah.
Kepala analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memprediksi IHSG hari ini akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh bursa saham AS yang pada Jumat (5/4) kemarin ditutup lebih tinggi.
Indeks Dow Jones naik 0,15%, S&P 500 naik 0,46%, sedangkan Nasdaq naik 0,59%. Kenaikan bursa AS didorong data tenaga kerja AS periode Maret 2019 yang menunjukkan angka pengangguran AS berada pada level 3,8% atau terendah sejak Oktober 2018 yang meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.
(Baca: Terkoreksi 0,32%, IHSG Gagal Manfaatkan Sentimen Positif Perang Dagang)
Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia yang lebih rendah pada periode Maret 2019. IKK Maret 2019 juga menjadi indeks keyakinan terendah sejak Juli 2018.
Kendati demikian, prospek ekonomi nasional masih cukup positif. Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dan 2020 di level 5,2% dan 5,3% secara tahunan. Pertumbuhan ditopang kuatnya konsumsi domestik yang didorong berbagai stimulus pemerintah.
Kendati demikian, ekspor diprediksi akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan karena dipengaruhi turbulensi global. Sedangkan impor diperkirakan akan meningkat karena didorong permintaan domestik yang kuat.
Defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) diperkiakan berada pada level 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) atau lebih baik dibandingkan setahun lalu. Perbaikan CAD ditopang perbaikan di sektor pariwisata.
Hingga berita ini ditulis, IHSG terus bergerak turun hingga ke level 6.419,44 atau terkoreksi 0,84%. Sebanyak 187 saham turun, 161 saham naik dan 105 saham lainnya tetap.
(Baca: Ingin Dorong Ekonomi, Trump Tekan Bank Sentral AS Pangkas Suku Bunga)
Di tengah koreksi bursa, dana asing mengalir masuk ke pasar saham senilai Rp 209,83 miliar, yaitu dari pembelian bersih saham investor asing di pasar reguler Rp 150,69 miliar dan di pasar negosiasi/tunai Rp 59,15 miliar.
Sementara ini saham yang menjadi buruan investor asing yaitu saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. (BTPS) yang telah dibeli bersih oleh asing Rp 62,2 miliar, walaupun saham BTPS saat ini tengah terkoreksi 0,44% menjadi Rp 2.240 per saham.