Neraca Dagang Maret Diramal Defisit US$ 200-an Juta Dipicu Impor Migas

Image title
Oleh Ekarina
15 April 2019, 10:00
Pelabuhan ekspor
Katadata

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan perkembangan neraca dagang atau ekspor impor periode Maret 2019. Beberapa ekonom memperkirakan neraca dagang berpotensi defisit sekitar US$ 200 juta, di antaranya dipicu oleh peningkatan impor migas.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan neraca dagang kembali defisit US$ 260 juta. Ia mengatakan, impor migas berpotensi meningkat seiring harga minyak yang cenderung naik. Penyebabnya, berkurangnya produksi minyak di dua negara produsen yang tengah mengalami gejolak yaitu Libya dan Venezuela. 

Pengetatan produksi di kedua negara telah menyebabkan harga minyak mentah menguat 1% sepajang pekan lalu. Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing ditutup di level US$ 71,55 dan US$ 63,89 per barel pada perdagangan Jumat (12/4).

(Baca: BI: Neraca Dagang Maret Akan Kembali Surplus)

Selain itu, David menyebut defisit neraca dagang disebabkan oleh kinerja ekspor yang belum menunjukkan perbaikan. "Turunnya permintaan dan harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO), batu bara dan karet juga berkontribusi terhadap penurunan ekspor," ujarnya kepada katadata.co.id, Senin (15/4).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga mengungkapkan hal senada. Ia  memperkirakan neraca dagang Maret kembali defisit US$ 100 juta- US$ 200 juta seiring naiknya harga minyak mentah dunia.

Defisit juga disebabkan normalisasi produksi oleh industri manufaktur yang menyebabkan impor bahan baku lebih besar. Di sisi lain, ekspor belum ada perbaikan yang signifikan karena permintaan sawit dan karet global masih lemah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...