BEI Minta Garuda Indonesia Jelaskan Transaksi Pendapatan Tahun Lalu

Image title
26 April 2019, 07:45
dua komisaris garuda tolak laporan keuangan 2018, bursa efek indonesia, garuda indonesia, bumn, chairal tanjung, dony oskaria
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meminta penjelasan kepada direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tentang laporan keuangan 2018 pada Selasa pekan depan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal menggelar pertemuan dengan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada Selasa, 30 April 2019. Pertemuan tersebut untuk memperjelas transaksi pendapatan perusahaan yang tertera dalam laporan keuangan Garuda tahun lalu.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Bursa akan meminta penjelasan kepada  Garuda Indonesia secara tertulisan dan lisan terkait dua komisarisnya yang menolak laopran keuangan 2018.

Advertisement

"Terkait berita mengenai Laporan Tahunan Garuda 2018, Bursa telah dan sedang mempelajari, khususnya terkait dengan perjanjian dan pengakuan pendapatan," kata Nyoman kepada awak media, Kamis (25/4).

(Baca: Dua Komisaris Garuda Indonesia Menilai Perusahaan Harusnya Merugi)

Secara terpisah, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, Bursa ingin meminta klarifikasi kepada direksi Garuda. Namun, ia belum memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan Bursa kepada perusahaan berkode saham GIAA itu. "Tidak tahu (apakah disuspen atau tidak) karena terlalu dini. Kami mau klarifikasi saja laporan keuangannya," kata Inarno kepada Katadata.co.id.

Berdasarkan data dari RTI Infokom, saham Garuda terkoreksi hingga 7,60% menjadi Rp 462 per saham pada perdagangan Kamis (25/4). Dengan catatan tersebut, selama sepekan terakhir saja harga saham Garuda sudah terkoreksi hingga 12,0%. Sedangkan, dalam sebulan sudah terkoreksi 13,64%.

Dua Komisaris Garuda Tolak Laporan Keuangan 2018

Dua Komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, menyoroti pencatatan akuntansi pada laporan kinerja keuangan perusahaan tahun buku 2018. Mereka menilai pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan standar pencatatan akuntansi. Alhasil, mereka menolak untuk menandatangani laporan keuangan tersebut.

Mereka menilai, seharusnya Garuda Indonesia mencatatkan rugi tahun berjalan senilai US$ 244,95 juta atau setara Rp 3,45 triliun (kurs: Rp 14.100 per dolar AS). Namun, di dalam laporan keuangan malah tercatat memiliki laba tahun berjalan senilai US$ 5,01 juta setara Rp 70,76 miliar.

(Baca: RUPST Garuda Indonesia Rombak Susunan Pengurus Komisaris dan Direksi)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement