Lifting Migas Belum Capai Target, Pertamina Diminta Percepat Investasi
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat lifting migas hingga April 2019 masih jauh dari target. Hingga 30 April 2019, lifting migas hanya mencapai 1,805 juta barel setara minyak per hari (boepd). atau hanya 89% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 2 juta boepd.
Rendahnya lifting migas itu karena menurunnya produksi secara alami (decline rate) yang lebih besar dan cepat dari perkiraan SKK Migas di 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama. Mayoritas KKKS itu merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun berharap Pertamina bisa mempercepat investasi untuk meningkatkan lifting migas. "Khususnya ini (Blok) Mahakam," ujar Dwi saat ditemui di Kantor SKK Migas, Rabu, (8/5) malam.
Menurut Dwi, SKK Migas menargetkan pengeboran 118 sumur di Blok Mahakam tahun ini. Namun hingga April 2019, Pertamina baru mengebor 30 sumur di sana.
Dwi mengaku sudah berkordinasi dengan manajemen Pertamina untuk melakukan percepatan investasi dan kegiatan hulu migas. "Memang harus dikejar, dari sisi waktu sudah termakan sepertiga tahun. Sedangkan dari 118 sumur, baru 30 sumur, harus dikejar kegiatan investasi ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu tidak menjawab pesan singkat yang dikirimkan Katadata.co.id terkait lifting migas anak usaha Pertamina yang belum mencapai target hingga April 2019.
(Baca: Lifting Migas Per April 2019 Baru Capai 89% dari Target)
Adapun rincian kontraktor yang tidak mencapai lifting minyak hingga April 2019 berdasarkan catatan SKK Migas :
1. Pertamina EP hingga April hanya mencapai 79.340 ribu barel per hari (bopd) atau 93% dari target APBN 2019 karena decline rate yang lebbih tinggi dan hasil beberapa kegiatan yang belum mencapai ekspektasi.
2. Pertamina Hulu Mahakam yang hanya capai 42.717 ribu bopd atau 85% dari target APBN 2019 karena decline rate yang lebih tinggi di akhir 2018, serta belum online-nya beberapa sumur yang sudah selesai dibor .
3. PT Pertamina Hulu Energi Oses, hanya bisa mencapai lifting 28.577 ribu bopd atau 89% dari target APBN 2019 karena isu integrity pipeline serta downhole problem.
4. Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd, hanya bisa mencapai lifting 28.646 ribu bopd atau 87% dari target APBN 2019 disebabkan mundurnya kegiatan pemboran di Echo karena cuaca.
5. Medco E & P Natuna yang hanya mencapai lifting minyak sebesar 86% dari target tahun ini atau sebesar 16.686 ribu bopd hingga April 2019. Menurut data yang dipaparkan oleh SKK Migas, tidak tercapainya lifting karena hasil pengeboran tahun 2018 tidak mencapai ekspektasi.
Rincian kontraktor yang tidak mencapai lifting gas higga April 2019 :
1. BP Berau Ltd, lifting gas hanya mencapai 912 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau 87% dari target tahun ini karena terjadi trip di Januari dan Maret 2019. Saat ini sedang dilakukan pemulihan.
2. Pertamina Hulu Mahakam, lifting gas hanya mencapai 667 mmscfd atau sebesar 61% dari target karena decline rate yang lebih tinggi di akhir 2018, serta belum online-nya beberapa sumur yang sudah selesai dibor .
3. Pertamina EP, lifting gas hanya sebesar 770 mmscfd atau 95% dari target karena decline rate yang tinggi di akhir 2018.
4. Eni Muara Bakau, lifting gas sebesar 620 mmscfd atau 96% dari target karena menunggu progress infill drilling memberikan hasil yang maksimal.
5. Premier Oil Indonesia, lifting gas 207 mmscfd atau 94% dari target karena fluktuasi level penyerapan oleh konsumen.
6. Kangean Energi Indonesia, lifting gas sebesar 109 mmscfd atau sebesar 55% dari target karena baru berjalannya tie-in Proyek Sirasun Batur dan performa lapangan yang belum maksimal (proses ramp-up).
(Baca: Kejar Target Lifting, Pertamina EP Gencarkan Kegiatan Sumur Migas)