Bursa Kantongi 15 Perusahaan yang Akan IPO, Net TV Keluar dari Daftar
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi 15 perusahaan yang berencana untuk masuk pasar modal melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Total dana yang terkumpul dari kelima belas perusahaan itu diperkirakan mencapai Rp 867,45 miliar.
Dalam daftar pipeline saham IPO per Senin (8/7), perusahaan dengan perkiraan mengumpulkan dana terbesar adalah PT Satyamitra Kemas Lestari senilai Rp 130 miliar. Perusahaan yang masuk ke sektor industri dasar ini memakai tahun buku 2018 dan ditargetkan mencatatkan sahamnya di Bursa pada 11 Juli 2019.
Perusahaan selanjutnya yang diperkirakan mampu meraup dana besar dari IPO ini adalah PT Kencana Energi Lestari dengan perkiraan nilai fund raised Rp 125,7 miliar. Perusahaan ini menggunakan Tahun Buku 31 Maret 2019 untuk IPO. Saham mereka masuk ke sektor infrastruktur meski belum memiliki tanggal target listing.
(Baca: Perusahaan Rokok dan Kayu Masuk Bursa Saham, Raih Dana Rp 82,8 Miliar)
Selain itu, ada PT DMS Propertindo yang ditargetkan masuk ke lantai bursa pada 9 Juli 2019 dengan nilai perkiraan dana yang terkumpul Rp 93,3 miliar. Saham ini masuk ke dalam sektor properti dan akan go public menggunakan tahun buku 31 Desember 2018.
Sementara, PT Net Visi Media alias Net TV yang sebelumnya ada dalam rencana, tidak masuk dalam daftar pipeline IPO terbaru. Padahal, Net TV diperkirakan mampu mengantongi dana senilai Rp 107,8 miliar.
Sejauh ini, sudah ada 24 perusahaan yang melakukan IPO di pasar modal dalam negeri sejak awal tahun. Dari 24 perusahaan tersebut, total dana yang dikantongi oleh perusahaan-perusahaan tersebut mencapai Rp 3,66 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya terus lakukan koordinasi dengan 33 underwriter yang aktif terkait dengan peluang perusahaan-perusahaan melakukan IPO. "Ke depan mudah-mudahan banyak perusahaan yang tercatat di pasar modal," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Senin (8/7).
(Baca: Dana Investasi Real Estat Sinarmas Raup Dana Rp 10,4 Triliun)