Tahun Depan, Diprediksi Sulit Jaga Rupiah di Bawah Rp 14.500 per US$

Agatha Olivia Victoria
9 Juli 2019, 14:50
nilai tukar rupiah, asumsi APBN 2020
Arief Kamaludin|KATADATA
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, beban pemerintah di 2020 dalam menjaga nilai tukar rupiah akan sangat berat karena perang dagang yang meluas ke Jepang dan Korea Selatan.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, beban pemerintah di 2020 dalam menjaga nilai tukar rupiah akan sangat berat.

"Menahan rupiah di bawah Rp 14.500 per dolar AS pada 2020, di tengah kondisi global yang semakin rumit, tentunya akan sangat berat," katanya saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (9/7).

Sebelumnya, DPR menyepakati asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan sebesar Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per dolar AS. Beberapa faktor yang diperkirakan sangat berpengaruh pada pergerakan nilai tukar, antara lain risiko berlanjutnya perang dagang.

Adapun perang dagang antara AS dan Tiongkok saat ini masih belum mencapai titik temu. Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sebelumnya mengatakan, kedua negara berencana melanjutkan pembicaraan penyelesaian perang dagang pada pekan ini.

(Baca: Ekonom Peringatkan Perang Dagang Jepang-Korsel Lebih Berisiko Bagi RI)

Bhima mengatakan, perang dagang saat ini telah meluas kepada Jepang dan Korea Selatan. "Dampak dari perang dagang yang meluas akan merugikan pasar keuangan di Asia," ujar Bhima. Pekan ini pula kedua negara itu akan melanjutkan perundingan dagang.

Di tengah meluasnya perang dagang, Bhima menilai, kinerja perdagangan Indonesia akan terus menurun. Perluasan perang dagang juga turut menurunkan realisasi investasi di 2020 nantinya. "Jadi inflow dana yang masuk di tahun depan akan terbatas," ucap dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...