Boris Johnson, PM Inggris yang Pernah Dipecat dari Profesi Jurnalis

Dwi Hadya Jayani
24 Juli 2019, 17:42
Boris Johnson, profil Boris Johnson, perdana menteri Inggris yang baru,
ANTARA FOTO/REUTERS/PHIL NOBLE
Boris Johnson terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru menggantikan Theresa May. Johnson berjanji akan menuntaskan masalah Brexit di bawah kepemimpinannya.

Boris Johnson terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris menggantikan Theresa May dan akan dilantik pada Rabu (24/7). Pemimpin Partai Konservatif ini memperoleh 92.153 suara  atau 57,8% dari 159.320 suara sah.

Ia unggul dari rivalnya, Jeremy Hunt, yang hanya memperoleh suara sebesar 46.656 suara atau 29,28%. Johnson dan Hunt merupakan dua dari sepuluh politikus yang lolos dari lima putaran penyisihan kandidat PM yang dipilih oleh 313 anggota parlemen dari Partai Konservatif.

Dalam pidato kemenangannya, pria berusia 55 tahun itu menyatakan niatnya untuk menuntaskan Brexit, menyatukan Inggris, dan mengalahkan Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, yang merupakan partai oposisi. Sosok politikus yang disebut sebagai 'Trump dari Inggris' itu tidak lepas dari kontroversi. 

Boris Johnson adalah lulusan sekolah elite Eton College dan Oxford University. Setelah lulus, ia memulai kariernya sebagai konsultan manajemen. Setelah itu, ia banting setir menjadi jurnalis di surat kabar The Times pada 1987. Namun, ia dipecat karena terbukti memalsukan pernyataan narasumber.

Johnson pindah menjadi koresponden di The Daily Telegraph dengan liputan khusus Komunitas Eropa. Kariernya semakin moncer saat menjabat sebagai asisten editor. Pengalaman tersebut membentuknya menjadi sosok Euroskeptis. Ia kerap melontarkan kritik keras terhadap Uni Eropa melalui tulisannya. Ia seringkali dicerca karena menuliskan fakta-fakta yang kebenarannya dipertanyakan. Selain itu, ia acapkali menulis artikel dengan nuansa rasis, namun ia berdalih hal itu terjadi karena silsilahnya penuh warna.

Johnson berasal dari keluarga terpandang Inggris dengan latar belakang beraneka ragam. Kakek buyut dari ayahnya adalah jurnalis Muslim ternama Turki, Ali Kemal Bey. Kakek buyut dari pihak ibunya memiliki darah Yahudi Lithuania dan Yahudi Ortodoks Israel. Keluarga Johnson masih berkerabat dengan keluarga Kerajaan Inggris yang merupakan keturunan dari Raja George II yang memerintah pada abad ke-18.

Karier Politik Diwarnai Skandal

Setelah mengakhiri kariernya di media, pria yang memiliki nama lengkap Alexander Boris de Pfeffel Johnson ini melanjutkan kariernya sebagai politikus. Pernyataannya seringkali menimbulkan polemik.

Ia pertama kali menjadi kandidat dari Partai Konservatif untuk wilayah Clwyd Selatan pada 1997. Namun ia kalah dari pesaingnya, Martyn Jones yang berasal dari Partai Buruh. Ia tidak menyerah. Pada 2001, Johnson berhasil menjadi anggota parlemen di wilayah Henley-on-Thames. Lagi-lagi ia mendapatkan masalah, Johnson karena memiliki rekor kehadiran yang rendah di parlemen.

Meskipun jarang hadir, ia dipercaya menjadi wakil ketua umum Partai Konservatif, menteri bayangan kebudayaan serta menteri bayangan pendidikan tinggi. Saat menjabat posisi tersebut, ia mengalami skandal perselingkuhan yang membuatnya kembali dipecat dengan alasan moralitas pribadi.

Halaman:
Reporter: Dwi Hadya Jayani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...