Harga Pangan Global Akan Menyentuh Level Terendah Tahun Ini

Hari Widowati
24 April 2024, 13:20
Ilustrasi harga pangan
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/aww/cf
Menurut Oxford Economics, harga pangan global diperkirakan akan turun pada tahun 2024, sehingga memberikan kelegaan bagi para konsumen.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kenaikan harga pangan di seluruh dunia mungkin akan mencapai titik terendahnya tahun ini. Menurut Oxford Economics, harga pangan global diperkirakan akan turun pada tahun 2024, sehingga memberikan kelegaan bagi para konsumen.

“Perkiraan awal kami adalah harga-harga komoditas pangan dunia akan mengalami penurunan tahunan tahun ini, sehingga mengurangi tekanan pada harga-harga ritel pangan di tingkat hilir,” tulis Kiran Ahmed, Ekonom Utama Oxford Economics, seperti dikutip CNBC, Rabu (24/4).

Pendorong utama di balik penurunan harga-harga komoditi pangan adalah “suplai yang melimpah” untuk banyak tanaman penting, terutama gandum dan jagung. Panen raya dalam beberapa bulan terakhir untuk kedua tanaman pokok ini menyebabkan penurunan harga yang stabil.

Harga kontrak berjangka gandum telah turun hampir 10% sejak awal tahun ini, sementara harga berjangka kontrak jagung turun sekitar 6% pada periode yang sama, menurut data FactSet. Para petani meningkatkan produksi gandum dan jagung menyusul kenaikan harga setelah Rusia memulai invasi ke Ukraina pada tahun 2022.

Hasilnya, panen jagung global untuk tahun pemasaran yang berakhir Agustus tahun ini kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi, menurut analisis Oxford. Laporan Oxford juga memperkirakan panen gandum akan tinggi, meskipun sedikit lebih rendah dari level rekor pada tahun pemasaran 2022-2023.

Tekanan dari Perang Rusia dan Ukraina Mereda

Tekanan suplai biji-bijian di Rusia dan Ukraina juga mereda. Meskipun inisiatif Black Sea Grain runtuh pada Juli tahun lalu, Kiran Ahmed menyebut ekspor pertanian Ukraina telah bertahan dengan baik.

"Ekspor gandum Rusia juga telah membanjiri pasar internasional, menjaga harga tetap rendah," tulis Ahmed.

Gandum dan jagung, bersama dengan beras, menyumbang lebih dari separuh asupan kalori global. Ini berarti arah harga keduanya akan sangat mempengaruhi anggaran makanan konsumen di seluruh dunia.

Meskipun harga gandum dan jagung telah mengalami penurunan yang kuat, harga beras terus meningkat. Pasokan beras global terhambat oleh pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh India. Negara tersebut menyumbang sekitar 40% produksi beras dunia.

Panen yang buruk di negara ini pada tahun lalu juga mendorong harga-harga lebih tinggi. Berlawanan dengan penurunan yang terjadi pada harga gandum dan jagung, harga beras berjangka telah naik lebih dari 8% sejak awal tahun ini (year to date).

Bank Dunia mengatakan harga pangan global mencatat penurunan sebesar 9% pada tahun 2023. Indeks harga pangan dunia dari badan pangan PBB (FAO) mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir di bulan Februari.

Namun, indeks ini mengalami sedikit kenaikan di bulan Maret, terangkat oleh kenaikan harga produk susu, daging, dan minyak nabati. “Kami memperkirakan harga-harga (pangan) akan turun 5,6% lebih lanjut tahun ini sebelum naik secara tahunan tahun depan,” kata Ahmed.

Meskipun begitu, Oxford Economics mencatat bahwa risiko-risiko pada perkiraan harga pangan masih “sangat condong ke sisi positif,” dengan kondisi cuaca buruk yang akan terjadi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...