BRI dan BTN Berminat Perbesar Porsi Penyaluran Kredit Rumah Subsidi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berminat memperbesar porsi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Sebab, pemerintah menganggarkan dana bergulir Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp 9 triliun tahun depan.
Alokasi FLPP tersebut tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Nilai itu lebih tinggi dibanding tahun ini, yang senilai Rp 5,2 triliun.
Direktur Konsumer BRI Handayani berharap porsi penyaluran KPR subsidi ini terus meningkat. "Tadi siang, karena permintaan banyak, ada tambahan kuota 394 rumah. Kami harapkan akan ada lagi," katanya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/8).
(Baca: Diperkuat Penyaluran FLPP, BTN Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini)
Ia menyebutkan BRI mendapat kuota 3 ribu unit rumah tahun ini. Namun, menurutnya jumlah itu kurang. Maka dari itu, BRI akan mengoptimalkan kuota tambahan itu melalui anak usahanya yakni BRI Argo dan BRI Syariah.
Optimalisasi itu penting, karena ia memperkirakan masih ada selisih antara ketersediaan dengan kebutuhan rumah tahun depan. "Gap nasional ada 5 juta unit. BRI ingin berperan banyak untuk mendapatkan kuota KPR subsidi ini," katanya.
Tak hanya BRI, BTN juga mengutarakan keinginannya untuk memperbesar porsi penyaluran kredit rumah subsidi. "Untuk memperbesar porsi, ya pastinya," kata Chief Economist dan Kepala Investor Relation Winang Budoyo.
Winang mengatakan, penyaluran kredit rumah subsidi merupakan fokus bisnis perusahaan. Saat ini, BTN pun menyiapkan Rp 25 triliun untuk penyaluran rumah subsidi.
(Baca: Kemenkeu Alokasikan Rp 10,4 Triliun untuk Fasilitas Kredit Perumahan)
BTN pun menargetkan penyaluran KPR sepanjang tahun ini tumbuh hingga 25%. Hal ini salah satunya didorong oleh penyaluran KPR subsidi melalui FLPP. BTN pun kembali ditunjuk pemerintah sebagai bank penyalur KPR skema FLPP pada akhir tahun lalu, setelah sempat absen pada 2017.
Hal tersebut dinilai telah berdampak terhadap pertumbuhan penyaluran KPR perseroan sejak awal tahun hingga April 2019 mulai tumbuh. BTN mencatat pertumbuhan KPR 22,29% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 150,9 triliun menjadi Rp 184,53 triliun per April 2019. Pertumbuhan KPR itu lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional 13,2%, menurut data Bank Indonesia (BI).