BI Pangkas Suku Bunga, IHSG Naik ke Level 6.260
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik pada perdagangan hari ini, Kamis (22/8), setelah terdampar di zona merah. Tercatat, IHSG naik 0,12 % ke level 6.260,62 pada pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, indeks sempat terkoreksi 0,67 % di level 6.210,53.
Pergerakan positif ini setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan penurunan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 %. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan keputusan bank sentral tersebut memberi sentiment positif bagi sektor keuangan. "Sentimen saat ini masih pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata Nico, Kamis (22/8).
(Baca: BI Pangkas Lagi Bunga Acuan 25 Bps Jadi 5,5%)
Namun Nico Demus juga mengatakan sentimen lain akan datang dari Amerika Serikat. Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akan mengumumkan apakah institusinya akan memotong tingkat suku bunga sebagai reaksi perlambatan ekonomi Tiongkok. Pidato Powell dapat menjadi rangkaian awal pemangkasan tingkat suku bunga yang berkelanjutan. Kedua sentimen ini dinantikan untuk melihat arah kebijakan selanjutnya.
Volume perdagangan hingga berita ini ditulis sebanyak 11,04 miliar saham, dengan nilai Rp 4,86 triliun dan frekuensi 316.594 kali. Ada 154 saham yang menghijau, 225 saham yang terkoreksi, dan 148 saham stagnan. Asing masih tercatat jual bersih senilai Rp 361,94 miliar.
Secara sektoral, indeks finansial yang sempat terkoreksi 0,39 % sebelum pengumuman BI tersebut langsung menuju zona hijau dengan kenaikan 0,67 % pada pukul 14.42 WIB.
(Baca: Gerak IHSG Diprediksi Bervariasi Jelang Rilis Bunga Acuan BI Hari Ini)
Seperti diketahui, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,5%, meneruskan penurunan pada bulan lalu sebesar 25 bps. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) juga diturunkan 25 bps menjadi 4,75%, demikian pula dengan suku bunga pinjaman (lending facility) turun 25 bps menjadi 6,25 %.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya inflasi di bawah titik tengah sasaran pada 2019 3,5% plus minus 1% dan imbal hasil investasi aset domestik mendukung kebijakan eksternal," kata Perry.