Pertamina dan Aramco Belum Sepakat, Proyek Kilang Cilacap Mandek
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Pertamina dan Saudi Aramco belum sepakat terkait nilai valuasi dan spin off proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap. Perjanjian pembentukan perusahaan patungan (join venture development agreement/JVDA) proyek ini pun diperpanjang hingga 31 Oktober mendatang.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menjelaskan diskusi mengenai kerja sama pengembangan Kilang Cilacap antara kedua belah pihak terus berlangsung. Namun kedua perusahaan masih berkutat menyelesaikan perhitungan valuasi aset.
"Eevaluasi masih berjalan. Penyiapan data dan lain-lain, untuk menghitung angka keekonomiannya," ujar Arcandra saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, kamis (3/10).
Perpanjangan JVDA tersebut adalah ketiga kalinya bagi kedua perusahaan. Sebab, JVDA antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk Kilang Cilacap seharusnya berakhir pada September lalu.
(Baca: Jokowi Ingin Kilang Rampung, Pertamina Sudah Jual Obligasi Rp 21 T)
Selain Kilang Cilacap, Arcandra juga membeberkan perkembangan proyek kilang lainnya antara lain Kilang Balikpapan, Kilang Tuban, dan Kilang Bontang. Dari beberapa proyek kilang yang dikerjakan Pertamina, baru satu proyek yang telah memasuki tahap konstruksi, yakni Kilang Balikpapan.
Arcandra yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina ini menyatakan Pertamina telah mempercepat penyelesaian rancangan rekayasa detail (detail engineering desain/DED) dan telah memulai pekerjaan awal (early work) tahap kedua. "Pertamina juga tengah merampungkan project financing Kilang Balikpapan" ujarnya.