Nama Ahok Mencuat, Pernahkah BUMN Strategis Dipimpin Dirut Non-Teknis?

Pingit Aria
14 November 2019, 13:30
Anggota Ahokres menunjukan foto Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama , Kelapa Dua, Depok, (24/1).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Anggota Ahokres menunjukan foto Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama , Kelapa Dua, Depok, (24/1).

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencuat sebagai calon pemimpin salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bakal memimpin BUMN yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Pasti dong, strategis sudah pasti,” kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11). Namun, ia mengaku belum tahu BUMN mana yang akan dipasrahkan pada Ahok.

Saat ini, terdapat empat BUMN yang mengalami kekosongan jabatan pada posisi direktur utama. Kepemimpinannya pun dipegang oleh pelaksana tugas.

BUMN yang dimaksud antara lain induk BUMN tambang, Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan Bank Mandiri. Dirut kedua perusahaan ini, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirdjoatmodjo, diangkat sebagai Wakil Menteri BUMN.

Posisi dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Bank Tabungan Negara (BTN) juga masih kosong. Pertamina juga diisukan akan mengalami pergantian pimpinan.

(Baca: Jokowi Sudah Kantongi Nama Dirut Baru Mandiri dan BTN)

Memimpin sebuah BUMN strategis tentu membutuhkan kemampuan teknis yang memadai. Lalu, apakah Ahok cocok untuk mengisi jabatan ini? Ahok dinilai tidak memiliki pengalaman yang mumpuni di korporasi maupun sektor energi.

Ahok memang lebih dikenal sebagai politisi. Bersama Joko Widodo (Jokowi), ia Pilkada DKI Jakarta pada 2012. Saat Jokowi terpilih sebagai Presiden pada 2014, Ahok pun menggantikan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun, saat kembali mencalonkan diri pada 2017, ia dikalahkan oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Selain itu, Ahok juga pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014. Sebelumnya, Ahok juga pernah menjadi Bupati di tanah kelahirannya, Belitung Timur.

Yang tak banyak orang tahu, Ahok merupakan lulusan Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti Universitas tahun 1989. Setelah bergelar Insinyur Geologi, Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang menjadi kontraktor pertambangan PT Timah.

(Baca: Wamen BUMN: Ahok Berprestasi, Perlu Diberi Kesempatan Pimpin BUMN)

Ahok kemudian melanjutkan pendidikan hingga mendapat gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya tahun 1994. Rekam jejak pendidikannya di bidang mineral dan manajemen keuangan, memicu spekulasi bahwa Ahok akan ditempatkan sebagai orang nomor satu di Inalum.

Toh, BUMN sebesar Pertamina pun pernah dipimpin oleh orang yang tak memiliki latar belakang teknis di bidang energi. Adalah Ibnu Sutowo, seorang dokter militer yang merintis, sekaligus menjadi Dirut pertama Pertamina. Di era Orde Baru, ia pernah pula menjabat Menteri Urusan Minyak Gas dan Bumi.

Bagaimana dengan PLN? Sofyan Basir yang mundur dari jabatan Dirut PLN pada Mei 2019 sebelumnya dikenal sebagai bankir. Sebelum ditempatkan di PLN, ia merupakan Dirut BRI sejak 2005.

Di sisi lain, pemilihan Dirut BUMN adalah hak prerogatif Menteri BUMN. "Mau ditempatkan di mana pun silahkan, asal memberikan kontribusi yang terbaik. Silahkan saja saya kira," kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro.

(Baca: Peluang Ahok Pimpin BUMN Energi Tuai Pro dan Kontra)

Reporter: Fariha Sulmaihati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...